Sebaran informasi mengenai Presidensi G20 Indonesia hingga menyentuh seluruh lapisan masyarakat adalah penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memunculkan sikap positif publik terhadap keketuaan Indonesia dalam forum internasional itu.Pada akhirnya akan muncul partisipasi publik terhadap Presidensi G20 Indonesia
"Kita perlu membumikan untuk menjangkau masyarakat, istilah asing dan elitis perlu kita bahasakan menjadi narasi yang bisa dipahami siapa pun, terutama publik yang menjadi sasaran kita," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, saat acara virtual "Kick Off Setneg Mantul Road To G20 Indonesia", Jumat.
Sebaran informasi hingga menyentuh masyarakat dipandang sebagai hal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Ketika informasi tentang Presidensi G20 tersebar, Kominfo mengharapkan ada sikap positif dari masyarakat kepada keketuaan Indonesia dalam forum internasional ini.
Baca juga: Kominfo: Konektivitas 4G jadi tulang punggung komunikasi selama G20
"Pada akhirnya akan muncul partisipasi publik terhadap Presidensi G20 Indonesia," kata Usman.
Survei yang diadakan Kominfo menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah tinggi, yaitu 84 persen.
Kominfo, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia, ditunjuk menjadi penanggung jawab bidang komunikasi dan media.
Presidensi G20 Indonesia sudah dimulai sejak 1 Desember 2021 hingga acara puncak Konferensi Tingkat Tinggi pada November nanti. Forum ini bertema "Recover Together, Recover Stronger".
Dalam Presidensi G20, Indonesia mengusung tiga isu prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi melalui digitalisasi dan transisi menuju energi yang berkelanjutan.
Baca juga: Strategi komunikasi G20 akan dilakukan masif di dalam dan luar negeri
Isu kesehatan global diangkat ke forum internasional ini untuk menjawab kesenjangan dalam menangani pandemi, seperti ketersediaan vaksin yang tidak seimbang antara negara maju dan negara berkembang.
Ekonomi digital memberikan potensi bagi banyak negara untuk bangkit setelah dilanda pandemi, termasuk juga bagi Indonesia.
Sementara pada transisi menuju energi yang berkelanjutan, Indonesia akan mendorong perubahan dalam mengelola sumber daya energi menjadi ramah lingkungan.
"Kita harus mulai beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan," kata Usman.
Simbol energi ramah lingkungan akan disimbolkan dengan menggunakan mobil listrik pada acara G20.
Baca juga: Kominfo kerja sama lintas sektor bahas tiga isu digital di DEWG G20
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia bawa manfaat bagi agenda nasional
Baca juga: Presidensi G20 dorong transformasi digital inklusif
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022