• Beranda
  • Berita
  • Edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker penting tekan fatalitas

Edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker penting tekan fatalitas

4 Februari 2022 18:59 WIB
Edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker penting tekan fatalitas
Arsip foto - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama/pri.

Pengetahuan tentang upaya memutus sel kanker tumbuh dan menyebar perlu ditingkatkan

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat mengingatkan pentingnya edukasi, sosialisasi, serta mengajak masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker.

"Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang paling berbahaya dan mematikan. Hal ini perlu disadari. Pengetahuan tentang upaya memutus sel kanker tumbuh dan menyebar perlu ditingkatkan," ujar Lestari dalam sebuah webinar Hari Kanker Sedunia, Jumat.

Menurut Lestari, tantangan saat ini tidak hanya soal tahapan perawatan yang harus dilewati oleh penderita kanker di tengah pandemi COVID-19 tapi juga terkait kampanye untuk membangun kesadaran tentang bahaya kanker, khususnya kanker serviks dan payudara yang angka kasusnya paling tinggi dibandingkan yang lain.

Baca juga: Menkes ingatkan kanker serviks dapat dicegah dengan imunisasi HPV

Sehingga, kata Lestari, kampanye edukatif tentang kanker hendaknya menjangkau banyak perempuan muda di Indonesia agar peka terhadap kondisi diri mereka sejak dini.

"Peningkatan pemahaman sejak dini adalah langkah yang perlu untuk mengatasi segala jenis ketakutan berhadapan dengan kanker demi memperjuangkan kehidupan," tutur Lestari.

"Semakin banyak yang dijangkau, semakin tinggi pula tingkat pemahaman yang akan tercipta. Harapan kita, semakin tinggi juga untuk melakukan deteksi dini dan vaksinasi HPV (Human papillomavirus) untuk mencegah kanker serviks," imbuh dia.

Lestari kemudian mengapresiasi seluruh pihak yang telah memulai dan giat melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait kanker.

Baca juga: Kemenkes lakukan transformasi layanan deteksi dini penderita kanker

Lestari juga mengajak penderita dan penyintas kanker untuk menguatkan satu sama lain dan memberi kebaruan cara pandang untuk menurunkan angka kematian akibat kanker.

"Harapan kita ke depannya, semua akses termasuk dari deteksi dini, pengobatan, perawatan lanjutan, dibuka dan dijangkau oleh setiap individu. Dengan demikian, kita bisa lebih siap berharap dengan kanker," pungkas Lestari.

Diketahui bahwa menurut data GLOBOCAN 2020, jumlah kasus baru kanker mencapai 396 ribu, tertinggi adalah kanker payudara sebanyak 65 ribu kasus, diikuti kanker serviks atau leher rahim dengan 36 ribu kasus.

Kanker juga telah menjadi salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, dengan angka 230 ribu kematian pada 2020. Tingginya angka kematian tersebut disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini.

Baca juga: Pentingnya memahami kanker sejak dini

Baca juga: Terlambat deteksi, kanker jadi penyakit dengan kematian tertinggi

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022