Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta pemerintah membuka seluas-luasnya akses perawatan dan edukasi bagi penderita maupun penyintas kanker agar seluruh masyarakat dapat merawat serta mempertahankan kehidupan mereka.
"Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang paling berbahaya dan mematikan. Karena itu perlu pemahaman sejak dini untuk mengatasi segala jenis ketakutan berhadapan dengan kanker," kata Lestari Moerdijat dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Hal itu dikatakannya saat memberikan sambutan pada webinar dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia bertema "Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang Juga" di Jakarta, Jumat.
Baca juga: MPR: Perlu gerakan bersama hadapi lonjakan kasus COVID-19
Acara tersebut diselenggarakan atas kerja sama Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Cancer Information dan Support Center (CISC), Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS), dan MSD (Merck&Co Inc) Indonesia, Jumat (4/2).
Lestari mengatakan peringatan Hari Kanker Sedunia Tahun 2022 mengusung sebuah Kampanye 2022-2024 "Close The Care Gap".
Tema tersebut, menurut dia, mengajak semua elemen masyarakat yang peduli untuk melakukan kampanye mengurangi celah perawatan pada penderita dan penyintas kanker di masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Pendekatan adat-budaya dikedepankan untuk bangun IKN
"Akses perawatan bagi penderita dan penyintas kanker, tegasnya, sangat penting untuk dibuka seluas-luasnya agar setiap penderita dan penyintas mampu merawat dan mempertahankan kehidupan mereka," ujarnya.
Dia mengatakan tantangan bagi penderita dan penyintas tidak hanya soal tahapan perawatan yang dilewati selama pandemi. Namun terkait upaya kampanye untuk membangun kesadaran tentang bahaya kanker, khususnya kanker serviks dan kanker payudara.
"Kesadaran mengenai bahaya kanker bukan untuk menakuti diri, justru sebaliknya agar masyarakat memahami bahwa memutus sel kanker tumbuh dan menyebar adalah upaya yang bisa dilakukan," katanya.
Baca juga: MPR: Perlu komitmen pemangku kepentingan beri perlindungan bagi warga
Lestari mengutip data Globocan, di Indonesia sejak 2018 tercatat angka kanker serviks meningkat hampir 15 persen. Menurut dia, inisiatif para pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam memulai kampanye agar masyarakat segera melakukan deteksi dini dan vaksinasi HPV untuk mencegah meningkatnya penderita kanker serviks di Tanah Air.
Dia menilai semakin banyak yang dijangkau maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman masyarakat tentang kanker sehingga mendorong setiap lapisan masyarakat untuk melakukan deteksi dini.
"Apa pun bahayanya kanker, tugas kita adalah merayakan kehidupan dengan mempertahankan dan merawat kehidupan dimulai lewat kampanye untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker," ujarnya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022