Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan perseroan berkomitmen tinggi menjaga keberlanjutan lingkungan, berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah, serta pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.
"Bisnis panas bumi merupakan bisnis yang memiliki orientasi jangka panjang dengan menghasilkan energi terbarukan yang ramah lingkungan," ujar Ahmad dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Seiring dengan perubahan iklim global, kata dia, pilihan untuk menggunakan energi bersih yang terbarukan menjadi suatu prioritas dan dalam menjaga keberlanjutan sangat perlu menerapkan prinsip ESG.
Di level pemerintahan, Indonesia saat ini juga tengah bekerja keras menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Tahun lalu Pemerintah Indonesia merevisi target pengurangan GRK dengan upaya sendiri yang tercantum dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dari 26 persen menjadi 29 persen pada 2030.
Baca juga: PGE targetkan jadi perusahaan energi hijau kelas dunia pada 2030
Salah satu tumpuannya adalah di sektor energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), termasuk panas bumi.
Saat ini dalam wilayah kerja panas bumi PGE telah memiliki kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1.877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri oleh PGE dan 1.205 melalui Kontrak Operasi Bersama.
Kapasitas terpasang tersebut berpotensi menerangi sekitar 2,1 juta rumah. Konversi energi hijau tersebut memiliki potensi pengurangan emisi karbon sekitar 9,7 juta ton CO2e per tahun.
Pengembangan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang berkearifan lokal juga menjadi fokus PGE di setiap area operasi PGE, salah satu pengembangan biodiversity yang telah menjadi acuan nasional adalah Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) di Garut, Jawa Barat.
Selain itu PGE juga melakukan konservasi bunga krisan dan kera yaki di area Lahendong, Sulawesi Utara, dan budi daya kambing saburai di area Ulubelu, Lampung.
Baca juga: PGE Lahendong berencana ekspansi PLTP unit tujuh dan delapan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022