"Saya berharap sebagai pewaris tradisi keilmuan Islam yang kaya di masa silam, seyogianya ingatan, spirit, dan kesadaran bangsa Indonesia akan kemegahan dan kebesaran leluhur kita, dapat dibangkitkan kembali untuk mendorong munculnya karya-karya baru tentang keislaman," kata Wapres Ma'ruf Amin di acara Pameran Turots Ulama Nusantara, Pekan Memorial Syekh Nawawi Banten, melalui konferensi video dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Selasa.
Dalam pameran dengan tema "Kebangkitan Turots Nusantara: Dari Indonesia untuk Peradaban Dunia" tersebut, Wapres mengatakan karya baru tentang keislaman setidaknya dapat memberikan manfaat bagi umat Islam untuk memberikan petunjuk dalam kebaikan.
"Sarat akan ilmu pengetahuan, sesuai dengan perkembangan zaman, seraya tetap mengajak pada jalan kebaikan, dan menguatkan persatuan dan kesatuan," tambahnya.
Lebih jauh Wapres mengungkapkan bahwa Turots ulama jumlahnya sangat banyak dan berusia ratusan tahun. Kitab tersebut tersebar di berbagai perpustakaan dunia, mulai dari perpustakaan di Eropa hingga Timur Tengah. Namun, lanjutnya, masih banyak yang belum diterbitkan karena masih berupa naskah tua dengan tulisan tangan.
"Untuk itu, diperlukan adanya upaya tahqiq atau mengeluarkan nash secara benar, tanpa cacat, dengan pemeriksaan secara seksama dan detail," ungkap Wapres.
Oleh karena itu, Wapres menilai penerbitan kembali karya-karya ulama Nusantara penting untuk dilakukan sebagai jembatan yang menyambungkan warisan pemikiran masa silam dengan realitas pembaca masa kini.
Dari banyaknya ulama yang membuat karya tulis budaya Islam di Indonesia, Wapres mencontohkan salah satunya adalah Syekh Nawawi Al-Bantani yang karya-karyanya menunjukkan bahwa ulama Islam Indonesia tidak kalah hebatnya dengan ulama-ulama di Timur Tengah dalam bidang keilmuan.
"Selain dikenal dengan kitab-kitab hasil karyanya tersebut, Syekh Nawawi memberikan andil dalam membangun karakter muslim Nusantara yang toleran, moderat, serta penuh rahmat, kasih sayang dan welas asih," katanya.
Syekh Nawawi Al-Bantani, menurut Wapres, juga memberikan contoh dan semangat kepada para ulama di Indonesia; khususnya generasi muda, untuk membuat karya tulis yang berkualitas sejak ratusan tahun lalu.
"Karya literasi dan kajiannya menumbuhkan jiwa nasionalisme," tukasnya.
Selanjutnya, Wapres mengatakan Turots Ulama Indonesia dapat dijadikan sebagai basis pijakan membangun identitas dan jati diri keislaman bangsa Indonesia.
"Utamanya dalam menghadapi berbagai tantangan dunia modern, menuju Indonesia yang unggul, tangguh, dan berkarakter, seperti yang kita cita-citakan," kata Wapres.
Wapres pun berpesan kepada generasi muda muslim agar dapat mengikuti semangat warisan Syekh Nawawi Al-Bantani yang menguasai khazanah keilmuan dunia Islam.
Dalam acara tersebut, Wapres juga sekaligus meresmikan Pameran Turots Ulama Indonesia serta Peluncuran Kompilasi 11 Kitab Ulama Nusantara.
"Akhir kata, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Pameran Turots Ulama Indonesia serta Peluncuran Kompilasi 11 Kitab Ulama Nusantara saya nyatakan diresmikan," tambah Wapres.
Di acara serupa, Rais A’am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Miftachul Akhyar juga berharap turots-turots tersebut dapat dikembangkan. Di samping itu, generasi-generasi muda dari Indonesia dapat mendunia dengan melahirkan tulisan-tulisan yang sangat bermanfaat bagi umat Islam.
"Sudah mulai banyak tulisan-tulisan kitab-kitab yang besar, dan nanti akan disusun siapa lagi yang mengikuti jejak beliau (Syekh Nawawi Al-Bantani), mungkin ini masih belum terhimpun, banyak penulis-penulis kita, mualif-mualif, tapi insya Allah dengan peringatan ini mereka akan tertarik, terbangun semangatnya," kata Miftachul Akhyar.
Acara tersebut dilanjutkan dengan penekanan tombol yang menjadi tanda peresmian Jalan Syekh Nawawi Banten Di Cilincing, Jakarta Utara, yang semula bernama Jalan Cakung Cilincing Raya.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang juga Wakil Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Agung Firman Sampurna, Gubernur DKI Jakarta Anies R. Baswedan, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Wakil Ketua Umum PBNU Zulfa Mustofa, beberapa duta besar negara sahabat, serta perwakilan PBNU.
Baca juga: Wapres: Syekh Nawawi, Ulama Besar yang Harus Dijadikan Teladan
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022