Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan aktivitas ekonomi hijau atau ramah lingkungan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Ia mencontohkan produk seperti pakaian dari luar negeri saat ini sudah menggunakan produk daur ulang sebagai bahan baku.
"Itu merupakan salah satu daya tarik produk yang dijual di pasar global. Kita harus mengarah ke situ, kalau tidak kita akan kalah bersaing," kata Amalia dalam Konferensi tentang Lapangan Kerja Hijau yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan akan terus mengarahkan seluruh kedeputian di Bappenas untuk mengusung pembangunan yang lebih hijau ke depan.
Penerapan pembangunan yang ramah lingkungan juga akan dikoordinasikan dengan seluruh kementerian dan lembaga, antara lain melalui penyusunan indikator penilaian kinerja program prioritas ekonomi hijau.
"Dalam dokumen perencanaan tahunan dan lima tahunan itu kita pasti menyusun, menuangkan, indikator kinerja dari masing-masing program maupun kegiatan prioritas untuk mengukur seberapa besar progres dari penerapan ekonomi hijau di Indonesia," imbuh Amalia.
Saat ini tantangan dari transisi ekonomi nasional ke arah yang lebih hijau atau ramah lingkungan ialah ketergantungan Indonesia terhadap komoditas dari fosil yang tidak ramah lingkungan, baik untuk sumber energi maupun ekspor.
"Tentunya melakukan kegiatan penelitian dan pembangunan untuk kita bisa memperoleh teknologi energi baru dan terbarukan yang lebih murah akan menjadi satu tantangan besar ke depan," ucapnya.
Baca juga: OJK sebut industri jasa keuangan merespon positif taksonomi hijau
Baca juga: Bappenas optimalisasi transisi ekonomi hijau dengan kebijakan sistemik
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022