• Beranda
  • Berita
  • Satgas: Tekan kasus sehingga kematian akibat COVID-19 tidak bertambah

Satgas: Tekan kasus sehingga kematian akibat COVID-19 tidak bertambah

8 Februari 2022 22:27 WIB
Satgas: Tekan kasus sehingga kematian akibat COVID-19 tidak bertambah
Tangkapan layar materi Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam Konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (8/2/2022). ANTARA/ Zubi Mahrofi

untuk tidak menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menyebabkan kerumunan

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya untuk menekan angka kasus sehingga kematian akibat terinfeksi COVID-19 tidak bertambah.
 
"Saya percaya apabila kita segera menurunkan kasus angka kematian dapat ditekan hingga tidak ada satupun orang meninggal," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 
Ia mengemukakan, angka kematian sampai saat ini masih dapat dipertahankan tetap rendah yaitu sebesar 244 korban jiwa di minggu terakhir.1
 
Jumlah kematian itu, kata dia, delapan kali lebih kecil dibandingkan dengan lonjakan kasus pada gelombang pertama dan kedua.

Baca juga: Epidemiolog minta semua pihak tak remehkan varian Omicron
 
Ia memaparkan, pada lonjakan kasus gelombang pertama tercatat angka kematian mencapai sekitar 2.000 orang dan pada gelombang kedua sekitar 6.000 orang.
 
"Meskipun demikian, nyawa tetaplah nyawa yang berharga. Untuk itu setiap kita memiliki peran tanggung jawab yang sama pentingnya untuk mencegah jangan sampai satu orang pun tertular," tuturnya.
 
Khusus bagi masyarakat yang berada dalam wilayah kenaikan kasus yang tinggi, Wiku meminta masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
 
"Dimohon pula untuk tidak menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menyebabkan kerumunan seperti perayaan dan acara keluarga," tuturnya.

Baca juga: Yogyakarta temukan 46 sampel "probable" Omicron dari pemeriksaan SGTF
 
Wiku mengemukakan, lebih dari 90 persen penambahan kasus nasional saat ini disumbangkan oleh provinsi-provinsi di pulau Jawa dan Bali.
 
Ia merinci, DKI Jakarta bertambah 44.000 kasus, Jawa Barat 28.000 kasus, Banten 15.000 kasus, Bali 7.500 kasus, Jawa Timur 7.000 kasus, Jawa Tengah 3.500 kasus, dan Daerah Istimewa Yogyakarta 1.000 kasus.

Baca juga: Wagub DKI: Penularan COVID-19 paling banyak di perumahan

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022