Menurut Oscar dalam keterangan di Jakarta, Kamis, kenaikan tersebut merupakan hal yang positif pada awal Februari dan berharap ke depannya harga kripto bisa menguat terus.
"Februari merupakan awal dimana market kripto mengalami rebound setelah dua bulan terakhir mengalami penurunan yang cukup dalam. Ini membuktikan aset kripto khususnya yang berkapitalisasi pasar besar cocok untuk jangka panjang," ujar Oscar.
Menurut dia, seharusnya investor tidak terlalu khawatir asalkan menggunakan uang dingin itu saat berinvestasi. Pada Kamis (10/2), Bitcoin tercatat berada di harga Rp641 juta setelah sebelumnya berada di kisaran Rp500 juta.
"Bahkan sebelumnya sempat turun drastis di sekitar Rp490 juta-an," kata Oscar.
Baca juga: CEO Indodax nilai penurunan harga aset kripto karena Omicron wajar
Oscar menyampaikan naiknya harga kripto sejalan dengan tingginya permintaan atau pembelian terhadap aset kripto itu sendiri. Biasanya jika harga Bitcoin (BTC) naik, akan diikuti oleh aset kripto lainnya. Beberapa waktu terakhir, kabar positif hadir dan sedikit banyak ini mempengaruhi pasar.
India memutuskan untuk mengadopsi kripto dan akhirnya menganggap kripto sebagai aset legal di negaranya, meskipun dengan mengenakan pajak penghasilan sebesar 30 persen.
Dengan pasar yang tengah hijau ini, Oscar mengatakan harganya masih akan mengalami tren bullish, meskipun akan turun sesekali karena harga kripto memang wajar mengalami kenaikan dan penurunan yang cepat.
Berdasarkan data pada perdagangan Indodax Kamis (10/2) pukul 10.00 WIB, beberapa aset kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi selain Bitcoin pun mengalami kenaikan
Ada Ethereum (ETH) yang naik sebesar tiga persen, serta BNB, Ripple (XRP), Cardano (ADA) dan juga Polkadot (DOT) yang naik kurang lebih sekitar dua persen.
Baca juga: Sisi lain mata uang kripto di tengah pro dan kontra
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022