Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, Dokter Spesialis Gastroenterologi FKUI-RSCM mengatakan para dokter biasanya akan meresepkan beberapa pilihan obat seperti antasida untuk menetralkan asam lambung dan produksi asam lambung ditekan dengan pemberian obat golongan antagonis H2 reseptor atau penghambat pompa proton (PPI).
Pada kondisi tertentu di mana GERD tidak dapat dikendalikan dengan obat-obatan, dokter akan merekomendasikan untuk dilakukan pembedahan.
Sedangkan untuk gastritis dan tukak lambung yang disebabkan oleh H. pylori, pengobatannya yaitu dengan eradikasi atau membunuh kuman tersebut dengan menggunakan kombinasi antara antibiotik dan penekan asam lambung.
Baca juga: Beda penyakit radang usus kronis dan GERD
Baca juga: Apakah gluten berbahaya bagi lambung?
"Namun dengan pemberian obat-obatan selama ini, sebetulnya masih ada kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam terapi GERD," kata Prof. Ari dalam webinar pada Kamis.
Lebih lanjut Prof. Ari menjelaskan, masih terdapat pasien yang tidak mempan dengan obat PPI dan masih mengalami kekambuhan seperti asam lambung yang naik pada malam hari, esofagitis yang advanced, dan lain-lain.
Sedangkan untuk H.Pylori, tingkat eradikasi dengan PPI dan antibitiok tidak mencapai hasil yang diharuskan yaitu paling tidak 90 persen.
"Saat ini terdapat inovasi baru yang digunakan untuk pengobatan GERD dan H. Pylori, yaitu Vonoprazan. Vonoprazan merupakan obat penekan asam lambung baru, yang pertama tersedia di Indonesia, dari kelas yang berbeda dengan obat-obat sebelumnya, yaitu kelas Potassium-Competitive Acid Bloker (PCAB)," kata Prof. Ari.
Vonoprazan dapat meningkatkan Ph lambung secara cepat, pereda nyeri ulu hati yang cepat, menyembuhkan esofagitis erosif yang parah secara cepat dan lebih baik daripada PPI. Selain itu, PPI juga mampu mengontrol dengan baik sekresi asam pada malam hari.
"Obat ini sudah digunakan sebagai first line terapi dalam eradikasi infeksi H. pylori di Jepang, dan dipercaya dapat menggantikan peran Proton Pump Inhibitor (PPl) dengan tingkat eradikasi yang lebih baik," ujarnya.
Vonoprazan juga disebut memiliki tingkat eradikasi lebih tinggi, durasi aksi yang lebih lama, lebih stabil dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan PPI.
Obat ini dapat diindikasikan bagi penderita tukak lambung, refluks esophagitis, untuk pemberantasan H.pylori dan pencegahan tukak lambung berulang pada penggunaan aspirin dosis rendah dan penggunaan NSAID.
Sementara itu, Yohannes Sinaga, Country Head PT. Wellesta CPI mengatakan Wellesta berkomitmen mendukung dalam meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kualitas hidup pasien terkait penyakit GERD dan penyakit terkait asam lambung lainnya di Indonesia.
"Kami berkomitmen untuk menyediakan obat-obatan terkait penyakit gastrointestinal yang inovatif kepada semua masyarakat di Indonesia, salah satunya dengan menghadirkan Vonoprazan sebagai lsolusi dari kebutuhan pasien Acid Related Disease yang belum dapat dipenuhi oleh PPI," kata Yohannes.
"Kami percaya dengan mekanisme kerja dan fitur yang dimiliki oleh Vonoprazan dapat menjadi harapan baru dan menjadi terapi lini pertama bagi pasien GERD dan eradikasi H. pylori dengan biaya terapi yang terjangkau," lanjutnya.
Baca juga: GERD dan maag bisa disembuhkan
Baca juga: GERD tidak mengancam jiwa tapi berbahaya untuk jangka panjang
Baca juga: Berkenalan dengan asam lambung dan upaya pencegahan melalui gaya hidup
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022