“Saya berharap selama G20 Presidensi Indonesia ini akan menjadi fokus yakni peran modal swasta semakin diakui sebagai hal yang penting untuk mencapai SDGs dan Perjanjian Paris,” katanya dalam T20 Indonesia 2022 di Jakarta, Kamis.
Steiner mengatakan hal ini harus dilakukan mengingat biaya untuk mendanai pencapaian SDGs dan aksi perubahan iklim tidak seragam di berbagai negara sehingga menimbulkan ketimpangan.
Terlebih lagi, terdapat langkah peningkatan pengeluaran, efisiensi dan peningkatan dalam mengumpulkan pendapatan sejak pandemi COVID-19
Menurutnya, G20 memiliki peran penting karena mampu mengembangkan peta jalan menuju pemulihan dan ketahanan yang lebih kuat bagi negara-negara berkembang.
Ia menjelaskan pembiayaan swasta harus mendominasi pencapaian pemulihan serta mewujudkan SDGs dan aksi perubahan iklim mengingat lebih dari 80 persen aset keuangan disimpan di negara maju.
Oleh karena itu, PBB terus mencoba dan memajukan upaya baru untuk membantu negara-negara dalam membuka aliran keuangan ini karena sangat penting untuk mencapai SDGs.
“Ini menjadi tantangan besar untuk membuat keuangan swasta benar-benar menjadi multiplier bagi keuangan publik,” tegasnya.
Steiner pun berharap Presidensi Indonesia dapat merealisasikan ini mengingat G20 memainkan peran penting dalam membentuk sistem dan kebijakan keuangan yang dapat menyalurkan tingkat perubahan sumber atau hasil keuangan publik dan swasta.
“Agenda ini cukup kuat di bawah Presidensi Indonesia karena Indonesia sering mempelopori beberapa inisiatif pembiayaan berkelanjutan yang inovatif,” katanya.
Baca juga: UNDP: Kesenjangan pendanaan SDGs capai 4,2 triliun dolar AS per tahun
Baca juga: UNDP: Indonesia catat kemajuan pada dimensi utama kemiskinan
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022