Namun, belakangan ini ada alternatif pilihan investasi baru yang tengah ramai diperbincangkan yaitu cryptocurrency.
Aset crypto seperti Bitcoin, Ethereum, dan aset crypto lainnya menjadi pilihan untuk melakukan investasi. Aset crypto tersebut dikenal dengan volatilitas harganya, namun ada beberapa aset crypto yang dikenal dengan stablecoin yang dirancang memiliki nilai mengacu pada aset komoditas tertentu.
Dikutip dari siaran pers Pintu Academy pada Sabtu, stablecoin adalah aset crypto yang secara khusus dirancang untuk memiliki nilai yang sama dengan aset tertentu contohnya mata uang dolar AS, atau komoditas lain seperti emas.
Baca juga: Harga Bitcoin naik, Indodax nilai pasar kripto mulai pulih
Secara sederhana, stablecoin sebagai mata uang crypto yang menjembatani aset crypto dengan komoditas tertentu sehingga dapat menawarkan harga yang relatif stabil karena didukung dengan aset cadangan.
Stablecoin memiliki berbagai keunggulan seperti memungkinkan pemiliknya untuk dapat melakukan transfer aset dengan murah dan cepat ke seluruh dunia layaknya aset crypto lainnya.
Stablecoin ini pada dasarnya menggabungkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki aset kripto dan mata uang fiat atau aset asli dengan pemrosesan transaksi yang cepat serta menjaga keamanan atau privasi yang dimiliki aset crypto, dan nilai yang dimiliki mata uang fiat atau aset asli.
"Dalam dunia cryptocurrency terdapat dua stablecoin yang bisa disebut sebagai pionir yaitu Tether dan USDC. Tether atau USDT sendiri adalah salah satu pionir stablecoin yang diluncurkan pada tahun 2014. Setiap USDT yang dirilis akan dijamin dengan jumlah reserve dolar AS yang sama. Saat ini, USDT adalah salah satu stablecoin paling populer berdasarkan kapitalisasi pasar. Sedangkan untuk USDC diluncurkan pada tahun 2018 merupakan stablecoin yang dikelola bersama oleh perusahaan cryptocurrency Circle dan Coinbase. Nilai USDC sebanding 1:1 dengan dolar AS dan merupakan stablecoin terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar," kata Chief Marketing Officer PINTU Timothius Marti.
Baca juga: Tokoin umumkan "listing" di Indodax
Timo, sapaan akrab Timothius, menambahkan, untuk pemula yang ingin memulai berinvestasi pada aset crypto, stablecoin bisa menjadi langkah awal berinvestasi.
"Bagi pemula yang masih dalam proses pengenalan di dunia cryptocurrency, stablecoin seperti USDT atau USDC bisa menjadi pilihan yang memiliki resiko volatilitas lebih kecil, sambil membekali diri dengan informasi lebih banyak lagi tentang berbagai project-project crypto yang ingin diinvestasikan. Di aplikasi Pintu, investor juga bisa memanfaatkan fitur Pintu Earn yang akan memberikan bonus bunga setiap jamnya terhadap stablecoin yang disimpan. Jadi aset kriptonya tetap bekerja dan memberikan nilai tambah."
Pintu Earn merupakan fitur terbaru yang dimiliki aplikasi PINTU. Melalui fitur ini pengguna PINTU bisa mendapatkan bonus bunga hingga 4 persen APY (Annual Percentage Yield) yang dibayarkan setiap jam cukup dengan menyimpan aset kripto di dompet Earn. Selain memberikan bunga, Pintu Earn memberikan fleksibilitas bagi pengguna, di mana pengguna PINTU dapat melakukan penarikan saldo dari dompet Earn untuk kebutuhan trading kapan saja saat dibutuhkan. Untuk penyimpanan, top up dan penarikan saldo dari Pintu Earn tidak dikenakan biaya tambahan.
"Saat ini Pintu Earn sendiri telah didukung oleh pilihan enam token, di antaranya Bitcoin, Ethereum, Doge, BNB, USDT, dan USDC. Dengan adanya Pintu Earn, investor juga bisa menerapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) atau berinvestasi rutin dalam jumlah yang sama secara berkala. Fitur ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mengelola asetnya lebih baik namun juga mengedepankan kemudahannya," kata Timo.
Baca juga: Kripto lokal ini mulai didaftarkan di Bappebti dan Indodax
Baca juga: Trader menilai ada peluang cuan di balik anjloknya harga aset kripto
Baca juga: Bappebti sebut aset kripto Anang Asix tak boleh diperdagangkan
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022