Gejala kanker payudara yang mengarah keganasan dapat berupa benjolan yang bentuknya tidak beraturan
Dokter spesialis bedah dari Siloam Hospitals Balikpapan dr Esther Felicita Tambayong SpB meminta masyarakat secara dini mengenali gejala kanker payudara dan tidak abai pada gejala-gejala itu.
“Gejala kanker payudara yang mengarah keganasan dapat berupa benjolan yang bentuknya tidak beraturan dan kebanyakan benjolannya tidak terasa nyeri,” ujar Esther dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad.
Dia menambahkan gejala tersebut diikuti dengan adanya perubahan dari warna kulit payudara pada penderita, bahkan jika sudah parah kondisi kulit seperti kulit jeruk yang disertai luka berbau pada bagian kulit payudara tersebut.
Baca juga: Peraboi: Masyarakat perlu pahami deteksi dini kanker di tubuh
“Serta luka yang dialami terjadi tanpa sebab dan sulit untuk sembuh,” tambah dia.
Dia juga menjelaskan beberapa gejala kanker payudara ditemukan juga terjadi dengan kondisi bagian puting yang tertarik ke dalam dan bentuk payudara menjadi tidak simetris antara satu dengan yang lain.
Langkah paling awal yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya gejala kanker payudara adalah dengan melakukan pengecekan diri.
Kondisi terbaik adalah saat satu minggu setelah menstruasi hari pertama karena saat itu payudara dalam kondisi paling lembek.
Baca juga: YKPI: Penanganan pasien kanker terlambat akibat ketakutan dan jarak RS
"Dengan kondisi setelah hari pertama menstruasi, kita bisa memeriksakan kondisi payudara apakah terdapat benjolan atau tidak. Kemudian kita dapat mengecek dengan cara mengangkat salah satu tangan dengan memegang kepala bagian belakang, lalu salah satu tangan lain meraba payudara dengan menggunakan tiga jari bagian ujung," jelas dia.
Pertama lakukan dengan cara menekan dari bagian bawah ke atas, dan kemudian berikan penekanan dengan cara memutar, lalu tekan dari tengah hingga ke sisi samping kiri dan kanan.
Lakukan hal ini saat sedang mandi karena dapat memudahkan saat dilakukan penekanan dengan kondisi basah dan terkena sabun.
Baca juga: Kemenkes: Budaya dan biaya jadi tantangan tangani kanker di Indonesia
Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan dengan cara memencet puting payudara untuk memastikan apakah ada cairan yang keluar berupa darah atau berwarna kemerahan.
Deteksi pada bagian ketiak pun perlu dilakukan. "Lakukan pemeriksaan pada bagian ketiak apakah terdapat benjolan yang merupakan benjolan penyerta dari keganasan kanker pada payudara tersebut," katanya.
"Namun perlu diketahui juga bahwa setiap benjolan pada payudara bukan berarti kanker, benjolan pada payudara terbagi menjadi benjolan jinak, yang kebanyakan dialami pada usia muda," lanjut dia.
Adapun adanya benjolan ganas biasanya dialami pada wanita di atas usia 40 tahun. Walaupun masih ada juga ditemukan kasus terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
Baca juga: Kemenkes lakukan transformasi layanan deteksi dini penderita kanker
"Jadi tidak perlu khawatir selama anda tetap melakukan pemeriksaan diri secara rutin pada payudara dengan cara-cara yang dipaparkan sebelumnya," pungkas dia.
Keganasan kanker pada payudara sangat erat hubungannya dengan paparan hormon estrogen yang dimulai pada wanita mengalami haid pertama kali.
Wanita yang berisiko lebih tinggi mengalami kanker payudara adalah wanita yang tidak punya anak atau punya anak lebih dari umur 30 tahun, mengkonsumsi obat KB hormon dalam jangka lebih dari 5 tahun, memiliki keluarga dekat yang mengalami kanker payudara maupun kanker di organ lainnya.
Kanker payudara dapat juga terjadi pada pria namun kasusnya tidak sebanyak yang terjadi pada wanita karena kelenjar payudara pada pria tidak banyak berkembang seperti pertumbuhan kelenjar payudara pada wanita.
Baca juga: RSUD Gambiran Kediri miliki mamografi cegah risiko kanker payudara
Baca juga: Lima mahasiswa UGM teliti ubur-ubur sebagai penghambat kanker payudara
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022