• Beranda
  • Berita
  • Dinkes sebut kasus aktif COVID-19 di Kendari naik jadi 386 orang

Dinkes sebut kasus aktif COVID-19 di Kendari naik jadi 386 orang

13 Februari 2022 19:51 WIB
Dinkes sebut kasus aktif COVID-19 di Kendari naik jadi 386 orang
Seorang warga di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara saat menjalani uji usap antigen. ANTARA/Harianto.

mengimbau agar masyarakat mengikuti vaksinasi hingga dosis ketiga

Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menyebut kasus aktif COVID-19 di daerah ini naik menjadi 386 orang setelah beberapa bulan terakhir daerah sempat nol kasus aktif.

Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum di Kendari, Minggu mengatakan ratusan kasus aktif tersebut ada yang menjalani perawatan isolasi di rumah sakit dan ada pula yang melakukan isolasi mandiri karena tanpa gejala.

"Total kasus aktif COVID-19 di Kota Kendari sebanyak 386 kasus dengan rincian 320 isolasi mandiri dan 66 orang menjalani perawatan di rumah sakit," katanya.

Dia menyampaikan 66 kasus aktif yang menjalani perawatan tersebar di enam rumah sakit di antaranya RSUD Kota Kendari 15 orang, RSUP Bahteramas 27 orang, RS Bhayangkara 15 orang, RS Hermina enam orang, RS Ismoyo satu orang, dan RS Aliyah 1 merawat dua kasus aktif COVID-19.

Baca juga: Dinkes sebut 6.227 warga Kendari sudah jalani vaksinasi penguat
Baca juga: Cakupan vaksinasi COVID-19 di Kota Kendari capai 91,47 persen

Rahminingrum menyampaikan puluhan pasien aktif COVID-19 yang menjalani perawatan isolasi mandiri di rumah sakit bukan semua warga di kota tersebut.

"Jadi yang menjalani perawatan karena bergejala itu bukan semua warga Kota Kendari. Dari 66 orang yang menjalani perawatan 38 warga Kendari dan 28 warga luar Kota Kendari," jelasnya.

Dia menyampaikan, para pasien aktif COVID-19 tersebut memiliki berbagai riwayat perjalanan keluar kota dan bahkan terdapat kasus aktif yang sama sekali tidak melakukan perjalanan.

Selain itu, dia menjelaskan para pasien ada yang sama sekali belum menjalani vaksinasi, ada pula yang sudah menerima vaksin dosis satu dan dua bahkan sudah menerima dosis penguat atau booster.

"Biar bagaimana jika sudah vaksin paling tidak dosis dua dan dosis tiga (booster) itu pasti gejalanya tidak sehebat yang sama sekali tidak divaksin atau baru vaksin pertama," jelas Rahminingrum.

Baca juga: Dinkes Kendari: 59 persen warga lansia sudah jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: BPJAMSOSTEK serahkan santunan kematian anggota Satgas COVID

Menurut dia, terjadinya lonjakan kasus COVID-19 yang signifikan bukan hanya dialami Kota Kendari tetapi juga daerah lainnya yang ada di Indonesia.

Menurutnya, terjadinya lonjakan pasien aktif COVID-19 yang cukup signifikan lantaran dia menilai kemungkinan masyarakat tidak lagi menjaga protokol kesehatan saat beraktivitas terutama saat berada di kerumunan.

"Sekarang sudah ada Omicron yang notabene daya penyebarannya jauh lebih cepat dibanding Delta, jadi bisa saja bertambah karena banyak kerumunan, apalagi jika tidak patuh terhadap protokol kesehatan," tutur dia.

Oleh karena itu, dia mengingatkan kepada semua pihak agar tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan mulai memaki masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan saat melakukan aktifitas produktif sehari-hari.

"Selain itu, kita mengimbau agar masyarakat mengikuti vaksinasi hingga dosis ketiga, karena inilah upaya kita yang harus dilakukan saat ini demi mencegah COVID-19 dan varian baru Omicron," kata Rahminingrum.

Baca juga: Menko PMK minta sekolah anak yatim akibat COVID-19 di Kendari dijamin

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022