Pengembang teknologi nuklir utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Suparman mengatakan perlu komitmen pemerintah untuk menetapkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dalam rangka mendukung target bebas emisi.Penguasaan teknologi kita sudah mampu, tinggal mempraktikkannya saja
"Perlu komitmen pemerintah untuk memutuskan dan menetapkan pembangunan PLTN, agar riset dan penguasaan teknologi yang telah dilakukan dapat mendukung pemerintah menuju net zero emission (bebas emisi)," kata Suparman dalam keterangannnya di Jakarta, Senin.
Suparman menuturkan komitmen tersebut perlu diwujudkan dengan pembentukan nuclear energy program implementation organization (NEPIO) yakni organisasi yang mengoordinasikan program PLTN.
"Berbagai aspek kita sudah siap untuk membangun PLTN. Penguasaan teknologi kita sudah mampu, tinggal mempraktikkannya saja," ujar Suparman
Dalam penyelenggaraan Presidensi G20 yang dipimpin Indonesia, transisi energi hijau berkelanjutan menjadi salah satu fokus utama dalam perhelatan internasional tersebut sebagai upaya bersama mengurangi emisi karbon.
Baca juga: BRIN sasar inovasi sistem pemantauan radioaktif hingga teknologi PLTN
Baca juga: Saatnya mengembangkan listrik dari energi hijau bebas karbon emisi
Negara-negara di dunia termasuk Indonesia telah berkomitmen untuk mewujudkan bebas emisi (Net Zero Emission) yang terangkum dalam target Kesepakatan Paris. Indonesia sendiri menargetkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23 persen pada 2025.
Energi nuklir masuk dalam kelompok EBT yakni sebagai energi baru, dan tidak menghasilkan emisi karbon.
Suparman mengatakan para periset di Tanah Air sudah menguasai teknologi nuklir mulai dari penambangan bahan uranium, teknologi bahan bakar, teknologi reaktor hingga teknologi pengelolaan limbah nuklir.
Sementara dari sisi penyiapan tapak PLTN, telah selesai dilakukan studi kelayakan tapak di Jepara dan Bangka Belitung. Sedangkan atas permintaan Pemerintah Kalimantan Barat, dilakukan studi tapak yang berlokasi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Selain itu, menurut Suparman, sumber daya manusia juga telah disiapkan dengan adanya kampus-kampus yang mencetak lulusan-lulusan teknik nuklir seperti Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN.
Ia menuturkan perencanaan pembangunan PLTN sebenarnya sudah digaungkan sejak 1970-an, yang mana penelitiannya berpusat di Kawasan Nuklir Serpong di Tangerang Selatan, Banten.
Kawasan Nuklir Serpong merupakan kawasan pusat penelitian, pengembangan dan perekayasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir yang dibangun dengan tujuan untuk mendukung usaha pengembangan industri nuklir dan persiapan pembangunan serta pengoperasian PLTN di Indonesia.
Namun, hingga saat ini belum ada komitmen pemerintah yang memutuskan untuk membangun PLTN.
Baca juga: BRIN dorong pembangkit berbasis energi terbarukan dukung bebas emisi
Baca juga: Presidensi G20 jadi momentum mewujudkan PLTN di Indonesia
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022