• Beranda
  • Berita
  • Startup Dagangan layani belanja online 8.000 desa

Startup Dagangan layani belanja online 8.000 desa

14 Februari 2022 18:02 WIB
Startup Dagangan layani belanja online 8.000 desa
Para staf di gudang startup Dagangan sedang bekerja siapkan pengiriman ke berbagai desa. ANTARA/HO-Dagangan

Masyarakat yang tinggal di desa kini memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat perkotaan

Dagangan, startup asal Indonesia, melayani perdagangan online di 8.000 desa, ​​​​​sehingga masyarakat dapat berbelanja dari rumah dan barang belanjaan dikirim langsung dalam 1x24 jam tanpa ongkos kirim.

Salah satu pengguna Dagangan, Suherna dari Desa Prapag Lor, Kecamatan Losari, Brebes, membenarkan hal ini, demikian siaran pers yang diterima di Gianyar, Bali, Senin

"Biasanya saya membutuhkan waktu 2-3 jam untuk menuju pasar dan membeli stok kebutuhan pokok. Namun, semenjak menggunakan aplikasi Dagangan, saya dapat menghemat waktu dan biaya. Saya bisa belanja dari rumah dan barang pesanan langsung diantar ke rumah," ungkap Suherna.

Efisiensi waktu dan biaya yang ditawarkan Dagangan menjadi opsi yang menguntungkan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di desa maupun daerah kecil lainnya yang harus menempuh waktu hingga 2-3 jam perjalanan hanya untuk berbelanja di kota terdekat.

Hingga saat ini, Dagangan telah melayani lebih dari 100.000 transaksi dan menjangkau lebih dari 8.000 desa di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ke depannya, Dagangan akan terus memperluas cakupan operasionalnya, baik di Jawa maupun luar pulau, sehingga lebih banyak lagi penduduk rural di Indonesia yang dapat menikmati layanannya.

"Akses terhadap pemenuhan kebutuhan pokok secara lebih cepat dan mudah yang diciptakan Dagangan diharapkan dapat mengakselerasi pemerataan ekonomi. Masyarakat yang tinggal di desa kini memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat perkotaan dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara lengkap dan terjangkau, tanpa mengeluarkan biaya tambahan untuk pengiriman”, tambah Ryan Manafe, CEO dan Co-founder Dagangan.

Unicef melaporkan, selama pandemi COVID-19, lebih dari 20 persen masyarakat di area pedesaan mengalami pembengkakan biaya untuk kebutuhan pokok sebagai akibat dari terbatasnya mobilitas. Masyarakat membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya lebih besar hanya untuk membeli keperluan sehari-hari.

Berangkat dari adanya kesenjangan terhadap akses kebutuhan sehari-hari di wilayah pedesaan, Dagangan mengimplementasikan model operasional hubs-and-spoke. Startup ini menjalin sinergi dengan tokoh masyarakat, pengusaha lokal, dan UMKM, di daerah pedesaan yang memegang peranan penting dalam berinteraksi dengan warga sekitar.

Pendekatan ini dinilai tepat dan efisien terutama untuk penetrasi ke daerah rural yang sebelumnya sulit dijangkau, ujar Maha Willy Chandra, COO dan Co-founder Dagangan.

"Model operasional hubs-and-spoke ini membantu para produsen besar baik skala nasional maupun internasional, untuk menjangkau daerah yang sebelumnya sulit dijangkau karena keterbatasan logistik," katanya.

"Saat ini kami memiliki lebih dari 40 hubs yang tersebar di beberapa titik di area rural sehingga pengiriman kebutuhan pokok ke konsumen menjadi lebih cepat dengan biaya logistik yang lebih efisien," tambah Willy Chandra.

Selain itu, Dagangan juga mendukung pemberdayaan masyarakat dalam berwirausaha dengan memfasilitasi para produsen produk lokal unggulan dari berbagai daerah, untuk mengakses pasar yang lebih luas.

Kini ada ratusan produk lokal yang telah menjangkau pasar nasional melalui berbagai saluran distribusi, baik tradisional, modern, maupun digital.

Baca juga: Digitalisasi UMKM, startup Majoo dapat suntikan dana 5 juta dolar AS
Baca juga: Riset: Fintech industri yang alami pertumbuhan karyawan tercepat
Baca juga: Merah Putih Fund akan suntik dana 300 juta dolar AS ke startup lokal

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022