"Harus diingat, walau lebih mudah disembuhkan dibandingkan kanker lain, masalah diagnosis tepat, fasilitas pemeriksaan biopsi, fasilitas radiologi dan pilihan kombinasi dan dosis obat harus diperhatikan baik," kata Ronald yang menjabat Ketua Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) Jakarta dalam webinar, Selasa.
Dokter di divisi Hematologi Onkologi Medik di RS Kanker Dharmais mengatakan, di rumah sakit tempatnya bekerja kerap ada kasus di mana pasien yang dirujuk dari tempat lain ternyata mendapat kombinasi dan dosis obat yang tidak tepat.
"Hasil yang harusnya lebih baik ternyata tidak bisa dicapai," ujar dia.
Dia mengingatkan, meski kanker Limfoma Hodgkin dapat disembuhkan, perawatan untuk mengendalikan penyakit ini tetap sangat menantang. Untuk mencapai harapan hidup tinggi, perlu adanya pengobatan inovatif dengan akses yang mudah agar tercapai hasil optimal.
Ronald menegaskan pentingnya keadilan dalam kesehatan, yakni ketika setiap orang bisa mengakses fasilitas kesehatan tanpa halangan atau batasan akibat status sosial. Dia menjelaskan, dalam pelayanan kesehatan, ketidaksamaan mengacu pada distribusi sumber daya manusia yang tak merata. Sementara ketidakadilan artinya ada perbedaan yang sebetulnya bisa dihindari dalam pelayanan.
Semua lapisan masyarakat diharapkan punya kesadaran atas pentingnya keadilan dalam perawatan kanker.
"Kesenjangan mempengaruhi semua orang, termasuk Anda dan orang yang Anda cintai. Hambatan ini bukan sesuatu yang kaku dan permanen, mereka dapat diubah," kata dia.
Upaya mengurangi ketidakadilan bisa dimulai dengan memberikan edukasi publik tentang pencegahan kanker, melengkapi tenaga kesehatan dengan kemampuan dan pengetahuan mencakup bagaimana ketidakadilan mempengaruhi pelayanan kanker.
Kemudian, penting juga memperkuat pelayanan kesehatan primer serta mengatasi faktor ekonomi dan sosial yang secara negatif dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan lewat kebijakan dan program.
Di Amerika Serikat dan Australia, angka harap hidup kanker bisa mencapai 90 persen. Sementara di Asia, misalnya Malaysia dan Thailand, angkanya masih 60-65 persen.
"Harusnya dengan semakin tinggi kesadaran, angka ini bisa diperbaiki bersama."
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma menyerang sel darah putih yang merupakan sistem kekebalan tubuh. Kanker yang menyerang getah bening terbagi atas dua yakni Limfoma Hodgkin dan Non Hodgkin dengan perbedaan terletak pada sudut patologinya. Risiko terkena kanker Limfoma Hodgkin rentan terjadi pada usia 15-40 tahun atau di atas 55 tahun.
Baca juga: Carla Suarez Navarro didiagnosis kanker limfoma Hodgkin
Baca juga: Kanker getah bening bisa kambuh, ini penyebabnya
Baca juga: Beda benjolan pertanda kanker getah bening dan TBC
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022