Data adalah sumber daya penting baru, layaknya minyak, di era digital ini
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman mengatakan pemahaman terkait data dapat mendorong Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Menurutnya, data dapat menjadi alat bantu untuk pembuatan kebijakan guna menyelesaikan permasalahan terkait pandemi COVID-19, perkembangan teknologi digital, dan transisi kepada ekonomi hijau yang saat ini dihadapi perekonomian Indonesia.
"Untuk menjawab tantangan ini, penting bagi kita memahami data. Data adalah sumber daya penting baru, layaknya minyak, di era digital ini," katanya dalam webinar G20 "Exploring New Data for Better Policy Making" yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, inovasi teknologi telah berdampak terhadap kehidupan masyarakat, contohnya bagaimana platform teknologi memungkinkan model bisnis baru yang memudahkan dan mempercepat interaksi antara pelaku usaha dan konsumen.
"Pada kenyataannya di kehidupan sehari-hari kita, kita hanya menggunakan handphone untuk membeli kebutuhan kita dan itu kemudian dikirim ke depan rumah kita," katanya.
Namun demikian, data memiliki karakteristik yang dapat menjadi tantangan bagi formulasi kebijakan publik, antara lain bagaimana data dapat menguntungkan hanya ketika dibagi secara luas dan keterkaitan eksternal antar data yang besar.
Karena itu, langkah-langkah kebijakan diperlukan untuk memastikan bahwa data sensitif mendapatkan perlindungan secara cukup.
"Dengan karakteristik data itu, pengambil kebijakan juga harus segera mengimplementasikan kebijakan terkait data untuk memastikan masyarakat akan mendapatkan paling banyak keuntungan dari penggunaan data," ucapnya.
Baca juga: BI sebut terus gunakan data untuk dukung perumusan kebijakan
Baca juga: BI: QR lintas batas dukung integrasi keuangan di kawasan ASEAN
Baca juga: BI optimistis BSPI 2025 buka akses 91,3 juta penduduk kepada perbankan
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022