• Beranda
  • Berita
  • Kematian ikan secara massal di Danau Maninjau akibat belerang

Kematian ikan secara massal di Danau Maninjau akibat belerang

15 Februari 2022 18:17 WIB
Kematian ikan secara massal di Danau Maninjau akibat belerang
Bangkai ikan mengapung di Danau Maninjau. ANTARA/Yusrizal/am.

"Kematian ikan pada Desember 2021, tidak ada bau belerang di danau

Kematian ikan secara massal di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat sekitar 130 ton akibat fenomena tubo belerang yang melanda daerah itu pada Jumat (11/2), sehingga oksigen berkurang di danau vulkanik itu.

Salah seorang petani keramba jaring apung di Danau Maninjau, Naziruddin di Lubukbasung, Selasa, mengatakan udara sekitar danau mengeluarkan bau belerang yang sangat pekat.

"Kematian ikan pada Desember 2021, tidak ada bau belerang di danau dan murni akibat kekurangan oksigen setelah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu," katanya yang juga Wali Nagari Koto Malintang.

Ia mengatakan, kematian ikan itu berawal saat cuaca sangat panas melanda daerah itu pada Jumat (11/2) siang kemudian tiba-tiba turun hujan dengan curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu.

Setelah berlangsung cuaca terik yang dlsambung dengan hujan deras maka ikan-ikan di keramba jaring apung mulai mengapung ke permukaan dan beberapa waktu kemudian ikan mati. "Ikan dalam keramba jaring apung milik warga mati. Keramba jaring apung saya dalam kondisi kosong," katanya.

Baca juga: Ikan mati di Danau Maninjau bertambah, petani rugi hingga Rp2,6 miliar

Baca juga: Kurang oksigen, jumlah ikan mati di Danau Maninjau menjadi 1.455 ton


Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira menambahkan kematian ikan akibat pembalikan massa air dan membawa belerang naik ke permukaan.

"Permukaan danau tenang, tapi tiba-tiba hujan dan tidak ada angin kencang melanda daerah itu," katanya.

Akibat kejadian itu, sekitar 130 ton ikan mati secara massal di Rambai Nagari Koto Malintang sebanyak 50 ton tersebar di 76 petak keramba jaring apung milik 30 petani.

Setelah itu di Linggai Nagari Duo Koto sebanyak 80 ton tersebar di 100 petak keramba jaring apung milik 15 orang petani. "Petani mengalami kerugian sekitar Rp2,6 miliar, karena harga tingkat petani Rp20 ribu per kilogram," katanya.

Baca juga: Ratusan ton ikan mati mendadak di Danau Maninjau

Baca juga: Bau tak sedap landa Danau Maninjau setelah ikan mati massal

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022