Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani siap mempercantik lorong toko di sepanjang Jalan Malioboro hingga Jalan Ahmad Yani sehingga tidak lagi terlihat kusam dan kumuh.Kami mendukung upaya pemerintah daerah untuk menata Malioboro, tetapi sekali lagi disesuaikan kemampuan pemilik toko
"Sudah ada imbauan dari pengurus ke seluruh anggota untuk ikut mempercantik lorong yang ada di depan toko masing-masing. Tentunya, sesuai kemampuan anggota," kata Koordinator Lapangan Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani (PPMAY) KRT Karyanto Purbohusodo di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mempercantik lorong toko adalah dengan melakukan pengecatan dan dari pemerintah daerah ada imbauan untuk menggunakan cat putih.
"Saya pun sudah mengecat ulang lorong sekitar dua hari lalu. Pada dasarnya, kami mendukung upaya pemerintah daerah untuk menata Malioboro, tetapi sekali lagi disesuaikan kemampuan pemilik toko," katanya.
Di sepanjang Jalan Malioboro hingga Jalan Ahmad Yani terdapat 220 toko.
Selain mengecat ulang, PPMAY berharap agar pemerintah daerah juga menindaklanjuti penataan pedagang kaki lima (PKL) Malioboro dengan memperbaiki teraso pedestrian dan menata ulang kabel listrik, kabel telepon atau internet agar lebih tertata serta mengecat ulang zebra cross yang sudah pudar.
"Setelah tidak ada PKL, baru terlihat ada teraso dan tegel di pedestrian yang rusak. Harapannya, pemerintah daerah bisa segera memperbaikinya sehingga kondisi Malioboro semakin baik," katanya.
PPMAY menyebut penataan PKL Malioboro ke Teras Malioboro 1 dan 2 memberikan dampak yang baik terhadap kondisi kawasan Malioboro karena pedestrian terlihat semakin lapang dan pejalan kaki bisa berjalan dengan lebih nyaman.
Namun demikian, Karyanto juga menyebut perubahan di pedestrian Malioboro justru dimanfaatkan untuk kegiatan yang bisa mengganggu pejalan kaki.
"Sekarang ini, banyak yang bermain otoped listrik dan melintas di sepanjang lorong. Kegiatan ini bisa membahayakan orang. Takutnya, menabrak orang yang melintas. Apalagi, kalau sore hari banyak pengunjung yang berjalan-jalan," katanya.
Selain itu, lorong toko juga dilintasi pengguna sepeda bahkan digunakan sebagai parkir becak saat malam hari.
Sedangkan untuk omzet, Karyanto menyebut belum ada kenaikan signifikan karena Februari hingga Maret adalah low season. Wisatawan yang datang tidak sebanyak bulan-bulan lainnya.
Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan akan segera melakukan pembenahan di kawasan Malioboro agar semakin tertata dengan baik, terlihat bersih dan rapi sehingga wisatawan yang datang akan merasa semakin nyaman.
Salah satu penataan yang akan dilakukan adalah mengecat bangunan di sepanjang Jalan Malioboro dengan warna yang seragam, putih.
"Kebersihan dan keindahan juga menjadi bagian tidak terpisahkan dari atraksi wisata. Eksotisme Malioboro yang berpadu dengan kebersihan dan keindahan tentu menjadikan kawasan ini semakin menarik dikunjungi," katanya.
Baca juga: Satpol PP Yogyakarta siapkan patroli pastikan Malioboro bebas PKL
Baca juga: Pendorong gerobak PKL Malioboro adukan nasib ke Pemkot Yogyakarta
Baca juga: Puspar UGM: Malioboro jangan berubah seperti Jalan Thamrin Jakarta
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022