Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengusulkan ke pemerintah pusat untuk melanjutkan pembangunan tembok penahan tebing di jalan nasional selingkar Waduk Tugu yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Ponorogo, untuk mengantisipasi longsor yang membahayakan pengguna jalan.kami masih mencoba untuk mencari beberapa solusi
"Beberapa titik yang rawan longsor ini yang kami usulkan dibangun tembok besar penahan tebing," kata Pejabat Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek Andriyanto di Trenggalek, Selasa.
Dua titik rawan longsor yang diwacanakan dibangun tembok penahan tebing itu ada di jalan nasional Trenggalek-Ponorogo kilometer 16 dan 18.
Dua titik lokasi ini masih berada di wilayah Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Trenggalek. Lokasinya persis di atas Waduk atau Bendungan Tugu.
Sebelumnya, pada akhir 2018, pemerintah pusat melalui Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BBPJN) telah menyelesaikan pembangunan tembok penahan tebing di ruas jalan yang sama, tepatnya di kilometer 16, 17 dan 18.
Baca juga: Jalan nasional Trenggalek-Ponorogo berangsur normal pascalongsor
Baca juga: Longsor tutup jalan antarkecamatan di Trenggalek
Namun rupanya longsor baru terjadi justru di titik baru yang belum ada tembok penyangga tebingnya, sehingga reruntuhan tebing yang diikuti guguran batu sempat menutup akses jalan nasional di dekat perbatasan Trenggalek-Ponorogo itu.
"Kami akan usulkan ke pusat. Sebab ini jalan nasional sehingga (harus) bisa segera dibangun itu. Kalau tidak, potensi longsor ini bisa menjadi 'bom waktu' dan larinya bisa ke arah nyawa (korban longsor)," ujarnya.
Selain berkoordinasi dengan pemerintah pusat, Pemkab Trenggalek juga akan menjalin komunikasi dengan perguruan tinggi untuk meneliti keberadaan tanaman di sekitar area rawan longsor.
"Kondisi tegakan yang ada saat ini juga akan kami evaluasi untuk mengetahui daya dukung tanah tebing di lokasi longsor kemarin seperti apa. Jika tegakan tidak maksimal, tentu harus reboisasi," ujarnya.
“Saya mencoba untuk nanti mencari perguruan tinggi yang barang kali bisa meneliti keberadaan tumbuhan ini, saya kira PU Bina marga Nasional itu tidak gegabah untuk menanam tanaman ini di areal tegakan sehingga ini perlu kita kaji,” sambung Andriyanto.
Baca juga: Hujan deras picu jalan amblas terseret longsor di Trenggalek
Namun rupanya longsor baru terjadi justru di titik baru yang belum ada tembok penyangga tebingnya, sehingga reruntuhan tebing yang diikuti guguran batu sempat menutup akses jalan nasional di dekat perbatasan Trenggalek-Ponorogo itu.
"Kami akan usulkan ke pusat. Sebab ini jalan nasional sehingga (harus) bisa segera dibangun itu. Kalau tidak, potensi longsor ini bisa menjadi 'bom waktu' dan larinya bisa ke arah nyawa (korban longsor)," ujarnya.
Selain berkoordinasi dengan pemerintah pusat, Pemkab Trenggalek juga akan menjalin komunikasi dengan perguruan tinggi untuk meneliti keberadaan tanaman di sekitar area rawan longsor.
"Kondisi tegakan yang ada saat ini juga akan kami evaluasi untuk mengetahui daya dukung tanah tebing di lokasi longsor kemarin seperti apa. Jika tegakan tidak maksimal, tentu harus reboisasi," ujarnya.
“Saya mencoba untuk nanti mencari perguruan tinggi yang barang kali bisa meneliti keberadaan tumbuhan ini, saya kira PU Bina marga Nasional itu tidak gegabah untuk menanam tanaman ini di areal tegakan sehingga ini perlu kita kaji,” sambung Andriyanto.
Baca juga: Hujan deras picu jalan amblas terseret longsor di Trenggalek
Baca juga: Trenggalek buka jalan baru di jalur selingkar Wilis terdampak longsor
Dia berharap, solusi itu bisa memberikan dampak positif sehingga pengguna jalan tidak merasa was-was saat melintas utamanya saat hujan turun.
Sebab, keberadaan tembok itu akan menahan material longsor yang jatuh dari atas sehingga bisa meminimalisir risiko fatalitas.
"Kami masih mencoba untuk mencari beberapa solusi, mudah-mudahan bisa segera teratasi. Bencana longsor ini sering terjadi dan tentunya menunggu bencana itu sesuatu yang tidak pas dan bencana itu perlu mitigasi dan dicegah. Saya melihat memang struktur tanah di Kabupaten Trenggalek banyak tebing yang berpotensi untuk longsor," katanya.
Baca juga: Longsor putus akses selingkar Wilis di Trenggalek
Dia berharap, solusi itu bisa memberikan dampak positif sehingga pengguna jalan tidak merasa was-was saat melintas utamanya saat hujan turun.
Sebab, keberadaan tembok itu akan menahan material longsor yang jatuh dari atas sehingga bisa meminimalisir risiko fatalitas.
"Kami masih mencoba untuk mencari beberapa solusi, mudah-mudahan bisa segera teratasi. Bencana longsor ini sering terjadi dan tentunya menunggu bencana itu sesuatu yang tidak pas dan bencana itu perlu mitigasi dan dicegah. Saya melihat memang struktur tanah di Kabupaten Trenggalek banyak tebing yang berpotensi untuk longsor," katanya.
Baca juga: Longsor putus akses selingkar Wilis di Trenggalek
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022