Seorang guru di perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, Fitri Wahyuni menuliskan kisah nyata hidupnya saat pertama kali bertugas menjadi seorang guru dalam buku perdananya berjudul "Berdiri di depan kelas ujung negeri".Sebagai anak seorang petani, Fitri juga tidak pernah menyangka untuk menjadi seorang guru hingga mencintai profesi mulia itu hingga saat ini.
Buku yang penuh kisah inspirasi dan motivasi itu telah diluncurkan melalui Wisata Literasi Guru (WLG) program Organisasi Penggerak yang diselenggarakan Forum Indonesia Menulis (FIM) dengan buku lainnya karya sejumlah guru di wilayah Kapuas Hulu.
"Alhamdulillah buku perdana kami sebagai peserta WLG sudah di luncurkan, dalam buku yang saya tuliskan itu kisah nyata perjalanan hidup saat pertama kali mengabdi di batas negeri," kata Fitri Wahyuni kepada ANTARA di Putussibau Kapuas Hulu, Kamis.
Fitri menceritakan dirinya terinspirasi menulis kisah hidupnya agar menjadi motivasi untuk semua kalangan, di tengah kemajuan teknologi yang jauh berbeda pada saat pertama dirinya menjalankan tugas sebagai seorang guru di daerah perbatasan.
Sebagai anak seorang petani, Fitri juga tidak pernah menyangka untuk menjadi seorang guru hingga mencintai profesi mulia itu hingga saat ini.
"Saya tidak pernah terpikir menjadi guru, cita-cita saya ingin menjadi Kowad dan bidan atau perawat, Alhamdulillah justru saya menjadi seorang guru," ucap Fitri.
Baca juga: Guru di perbatasan manfaatkan radio sebagai media pembelajaran
Baca juga: Daerah perbatasan kekurangan guru dan tenaga kesehatan
Fitri mengatakan menjadi seorang guru bukanlah profesi yang mudah, guru memiliki tanggungjawab mendidik anak-anak di sekolah.
"Suka duka saya pertama kali bertugas di perbatasan sudah saya goreskan di buku itu," kata Fitri yang merupakan lulusan STKIP/IKIP-PGRI Pontianak.
Dikatakan Fitri, dirinya juga tidak pernah menyangka terpilih menjadi peserta Wisata Literasi Guru yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Menulis (FIM) bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu dan sejumlah pihak terkait lainnya.
"Alhamdulillah, berkat bimbingan para mentor dan suport suami, buku perdana saya sudah diluncurkan bersama karya-karya terbaik rekan-rekan guru lainnya," katanya.
Fitri berharap program WLG itu terus berlanjut sehingga dapat menjadi wadah memfasilitasi guru dalam berkarya untuk meningkatkan sumber daya manusia serta literasi hingga ke pelosok daerah.
Buku perdana berjudul "Berdiri di depan kelas ujung negeri" bisa didapatkan di Perpustakaan Daerah Kapuas Hulu.
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten yang berbatasan langsung dengan Negara Sarawak-Malaysia, berada di ujung Timur Provinsi Kalimantan Barat.
Baca juga: Guru di perbatasan mengharapkan perhatian khusus dari pemerintah
Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022