Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Kamis, mengatakan pada Januari muncul enam klaster keluarga, dan pada Februari ini muncul 89 klaster keluarga.
"Kasus baru disebabkan oleh penularan dalam keluarga," kata Baning.
Ia mengatakan berdasarkan hasil identifikasi, pada Februari ini, paling banyak karena kontak erat sebanyak 47 persen, kemudian dari suspek atau orang bergejala sebanyak 35 persen, sisanya 19 persen didapatkan dari hasil skrining baik dari pembelajaran tatap muka atau pelaku perjalanan.
Baca juga: Capai 104 orang, COVID-19 di Kulon Progo-DIY pecah rekor
Baca juga: Pasien COVID-19 di Kulon Progo bertambah 12 kasus
"Jadi kontak erat, mayoritas di keluarga. Satu keluarga, konfirmasi positif COVID-19 bisa tiga sampai lima orang yang tertular," katanya.
Baning mengatakan klaster keluarga dimulai dari salah satu keluarga yang terkonfirmasi karena kontak dengan semua, baik pelaku perjalanan, bisa kontak dengan teman kantor dan sekolah, tapi sampai rumah tidak melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.
"Protokol kesehatan tidak bisa terlaksana di rumah, sedangkan kontak erat di rumah sangat tinggi. Ditambah dengan daya tular tinggi, sehingga penularan sangat cepat. Diharapkan dalam situasi saat ini, protokol kesehatan tidak hanya dilakukan di luar rumah, tapi dalam rumah juga dilaksanakan dengan baik," katanya.
Dia juga meminta masyarakat melakukan vaksinasi penguat (booster), dosis pertama dan kedua. Sehingga dapat meminimalisir dampak COVID-19. Hari ini, ada dua kematian berstatus konfirmasi dan dua meninggal dunia karena probable.
"Yang meninggal karena lansia dan belum divaksinasi," katanya.*
Baca juga: Wakil Bupati Kulon Progo terkonfirmasi positif COVID-19
Baca juga: Dinkes: Tiga jenis vaksin di Kulon Progo kosong
Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022