"Saya setuju ini dijadikan museum supaya bisa terjamin perawatannya," ujarnya di sela tahlilan mengenang Hari Lahir ke-99 NU di Kantor PCNU Surabaya, Kamis.
Meski akan dijadikan museum, Gus Yahya tetap minta aktivitas spiritual keagamaan di gedung ini tetap diizinkan. "Tetap pada waktu-waktu tertentu digunakan tempat bermujahadah, sehingga energi spiritual gedung ini tetap bisa dirasakan," ucapnya.
Baca juga: PCNU Surabaya: Kontribusi prototipe "NU Kota" jadi aspirasi muktamar
Gedung PCNU Kota Surabaya merupakan cagar budaya dan memiliki nilai historis tinggi bagi kelahiran NU. Dalam bahasa Belanda gedung ini dinamai Hoofdbestuur yang berarti pengurus besar atau kantor pusat .
Memang dahulu bangunan ini menjadi kantor pusat PBNU sebelum akhirnya berpindah ke Pasuruan dan Madiun, hingga akhirnya pindah ke Jakarta.
Di gedung ini KH Hasyim Asy'ari dan ulama se-Jawa dan Madura merumuskan resolusi jihad untuk melawan penjajah pada 21 dan 22 Oktober 1945.
Karena itu, kata dia, mempertahankan Gedung PCNU Kota Surabaya sebagai cagar budaya adalah bagian dari cara PBNU untuk terus menjaga ikatan antara generasi masa kini kepada asal mula berdirinya NU.
Sementara itu, pernyataan Gus Yahya tentang pembuatan museum sekaligus menjawab pernyataan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang meminta izin kepada Ketua Umum PBMI untuk menjadikan Kantor PCNU sebagai museum.
"Kami mohon izin, gedung ini kalau boleh akan kami dijadikan museum. Nanti kantor PCNU dipindahkan, biar perawatan gedung ini bisa terjaga," kata Eri.
Dalam kesempatan sama, ia juga meminta izin pada Gus Yahya agar Muktamar Nahdlatul Ulama mendatang bisa digelar di Surabaya.
Baca juga: Surabaya siap jadi tuan rumah satu abad Nahdlatul Ulama
Baca juga: PKB menggelar diskusi jelang satu abad NU
"Saya izin kalau nanti satu abad NU, Muktamarnya dilakukan di Surabaya, kami siap lahir batin. PBNU-nya kembali ke Surabaya," tutur dia.
Sementara itu, kegiatan tahlilan mengenang Hari Lahir 99 tahun NU yang digelar di Surabaya dihadiri puluhan Pengurus PBNU serta para pengurus PWNU se-Indonesia.
Usai tahlilan, rombongan langsung menuju ke Pesantren Syaichona Kholil Bangkalan untuk mengikuti puncak Harlah NU ke-99.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022