• Beranda
  • Berita
  • Pakar: Pemberian gizi seimbang pada lansia cegah risiko komorbid

Pakar: Pemberian gizi seimbang pada lansia cegah risiko komorbid

18 Februari 2022 16:39 WIB
Pakar: Pemberian gizi seimbang pada lansia cegah risiko komorbid
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dr Nur Ashari, M.Kes, Sp.OK saat memberikan materi pada Sosialisasi 7 Dimensi Lansia Tangguh Angkatan II yang diselenggarakan BKKBN Sulsel di Makassar, Jumat (18/2/2022). ANTARA/Suriani Mappong/am.

Lansia porsinya separuh dari orang dewasa saat makan,

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dr Nur Ashari, M.Kes, Sp.OK mengatakan, pemberian gizi seimbang pada keluarga yang sudah lanjut usia (lansia) akan mencegah risiko penyakit bawaan (komorbid).

Hal itu dikemukakan Ashari pada Sosialisasi 7 Dimensi Lansia Tangguh Angkatan II yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sulawesi Selatan (BKKBN Sulsel) di Makassar, Jumat.

Menurut dia, pemberian gizi pada lansia sama saja porsinya orang dewasa, hanya saja pada saat pemberian makanan dibagi menjadi separuh dari versi makan orang dewasa.

"Jadi lansia porsinya separuh dari orang dewasa saat makan, karena sistem pencernaan lansia sudah mulai menurun," katanya.

Akibat kondisi fisik dan kesehatan lansia sudah menurun, lanjut dia, maka pola makan dan menu makanannya harus betul-betul diperhatikan, sehingga risiko komorbid dapat ditekan.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dr Nur Ashari, M.Kes, Sp.OK saat memberikan materi pada Sosialisasi 7 Dimensi Lansia Tangguh Angkatan II yang diselenggarakan BKKBN Sulsel di Makassar, Jumat (18/2/2022). ANTARA/Suriani Mappong/am.


Pasalnya, penyakit komorbid pada lansia sudah gampang menyerang seperti diabetes melitus, hipertensi dan penyakit lainnya, sehingga menu makanan harus dipilihkan yang tidak mengandung zat yang dapat menyebabkan komorbid.

Sebagai gambaran, lanjut dia, aneka buah yang diberikan pada lansia harus diperhatikan yang tidak mengandung banyak zat lemak atau gula seperti buah pir yang kandungan lemak dan gulanya lebih rendah daripada pisang matang.

Pemahaman tentang seluk-beluk menu sehat lansia ini akan menjadi bekal bagi para peserta yang merupakan kepala seksi, penyulu lapangan KB (PLKB) dan para kader dari 24 kabupaten/kota di Sulsel.

Sementara materi dari sisi psikologi menghadapi Lansia dibawakan oleh Wakil Dekan dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar, Eva Meizara Puspitasari, S.Psi, M.Si., Psikolog.

Baca juga: Pakar gizi: Rasa umami bantu tingkatkan gizi lansia

Baca juga: Pakar: Asupan nutrisi dan gaya hidup kunci hidup sehat lansia

Baca juga: Kematian akibat COVID pada lansia AS yang belum divaksin sangat tinggi

 

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022