Karena pandemi COVID-19 sehingga semua anak PAUD tidak bisa ikut dalam satu tempat sehingga dipisah ke beberapa tempat
Mengenakan busana batik etnik terbanyak yang diikuti oleh 3.971 anak dari lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) saat peringatan Hari Jadi ke-19 Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu tahun 2022 meraih penghargaan di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
"Rekor hari ini kenapa diberikan rekor dunia karena dalam kegiatan ini ada hal yang diangkat dari budaya Indonesia, yakni batik," kata Senior Manager MURI, Triono, di Mukomuko, Rabu.
Usai menyerahkan piagam penghargaan MURI atas mengenakan busana batik etnik oleh anak usia dini terbanyak di ruangan Media Center Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mukomuko, ia mengatakan terhadap kegiatan di Indonesia agar selalu diangkat budaya dan diharapkan kepada seluruh masyarakat di seluruh Indonesia agar mereka bangga budaya sendiri menjadi identitas mereka.
Dengan menampilkan budaya sendiri seperti batik ini, kata dia, agar Indonesia menjadi terkenal baik di Indonesia bahkan di dunia.
"Kami berharap atas kemunculan batik Mukomuko ini menambah perbendaharaan dari khasanah Indonesia, terutama kekayaan kita dalam hal budaya dalam hal maka kami berikan rekor dunia," katanya.
Ia menambahkan terkait rekor ini bersifat "superatip" terbanyak karena melibatkan jumlah anak PAUD.
Namun, karena pandemi COVID-19 sehingga semua anak PAUD tidak bisa ikut dalam satu tempat sehingga dipisah ke beberapa tempat, namun hasil verifikasi mendapatkan data dari kecamatan, kata Triono.
Bupati Mukomuko Sapuan mengatakan apa yang dilakukan MURI membuat pemerintah daerah dan warga bangga.
"Kami Merasa bangga, langkah berikut bagaimana memulai membudayakan memakai pakaian batik di usia dini, tujuannya tidak lain tidak bukan mencintai produk lokal," katanya.
Ia mengatakan produk dalam negeri merupakan kearifan lokal batik etik Mukomuko dan harapan ke depan masyarakat sadar tentang produk lokal.
"Kita tidak perlu gengsi, tidak malu ciri khas kita pada batik di daerah ini. Masyarakat harus mengenal batik," ujarnya.
Ia berharap ke depan bagaimana mendidik warga Mukomuko membatik dan ini mesti dilakukan Dinas Perindag dengan harapan jangka panjang bisa produksi sendiri walaupun tahap awal kerja sama batik di luar Kabupaten Mukomuko.
Untuk itu, bisa dimulai dari awal, dicanangkan dari mulai anak usia dini memperkenalkan produk kepada orang dalam daerah dan kepada orang lain melalui rekor MURI, kata Sapuan.
Hadir dalam kegiatan ini Bupati Mukomuko Sapuan, Wabup Wasri, Ketua DPRD Mukomuko Ali Saftaini, Sekretaris Daerah Yandaryat, Ketua TP PKK T Nurliana Habszah, Asisten I Pemerintahan Abdiyanto, Plt Kadis Kominfo Iskameri, dan forum koordinasi pimpinan daerah.
Baca juga: Karnaval Batik Besurek dihadiri sejumlah dubes negara sahabat
Baca juga: Masyarakat Mukomuko membangun sarana penunjang wisata air terjun
Baca juga: 5.000 perempuan berbatik pecahkan rekor muri
Baca juga: Korban Gempa Pecahkan Rekor Muri, Membatik Sepanjang 2.000 Meter
Baca juga: 5.000 perempuan berbatik pecahkan rekor muri
Baca juga: Korban Gempa Pecahkan Rekor Muri, Membatik Sepanjang 2.000 Meter
Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022