PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) merealisasikan interkoneksi sistem kelistrikan yang menghubungkan Pulau Sumatera - Pulau Bangka sebagai upaya memperkuat pasokan listrik di Bangka.Selesainya rangkaian sistem interkoneksi di Bangka menandai kesiapan infrastruktur sebelum daya listrik dari sistem kelistrikan Sumatera masuk ke dalam satu sistem kelistrikan Bangka
"Selesainya rangkaian sistem interkoneksi di Bangka menandai kesiapan infrastruktur sebelum daya listrik dari sistem kelistrikan Sumatera masuk ke dalam satu sistem kelistrikan Bangka," kata Direktur Mega Proyek dan EBT PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Rabu.
Interkoneksi sistem kelistrikan Sumatera-Bangka terwujud melalui kabel listrik bawah laut dan sebagai tahap pertama PLN menyalurkan pada transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari Gardu Induk (GI) menuju landing point Mentok, Bangka Barat sebesar 150 KV.
Saat ini, kata dia, sistem kelistrikan Pulau Bangka dipasok dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil dengan daya mampu sebesar 183 megawatt (MW), sedangkan beban puncak yang dimiliki sebesar 181 MW, sehingga jika terdapat pemeliharaan pembangkit akan berpotensi terjadi defisit atau pemadaman.
Dengan adanya interkoneksi tersebut, sistem kelistrikan Bangka menjadi satu ke dalam sistem kelistrikan Sumatera, sehingga pasokan listrik dari pembangkit listrik di Sumatera dapat mengantisipasi tingginya pertumbuhan dan potensi peningkatan kebutuhan listrik.
"Selain itu juga, untuk menghentikan penggunaan pembangkit berbahan bakar fosil di Bangka sehingga dapat menekan biaya produksi listrik," ujarnya.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan, Muhammad Dahlan Djamaluddin mengatakan pemberian tegangan dilakukan pada Kamis (17/2) pukul 01.45 WIB, setelah melalui berbagai proses tahapan yang dilakukan hati-hati.
"Prinsip kehati-hatian ini dilakukan karena pada saat proses tersebut sistem kelistrikan Bangka harus tetap beroperasi normal tanpa padam," katanya.
Kabel bawah laut sirkit 1 sepanjang 36 kilometer telah terbentang dari landing point Tanjung Carat, Sumatera menuju Mentok, Bangka Barat, sedangkan sirkit 2 masih dalam tahap penggelaran kabel.
"Bersamaan dengan proses tersebut, di sisi Sumatera proses konstruksi masih terus berlangsung," ujarnya.
Ia menjelaskan untuk sisi Sumatera, mayoritas berada di lokasi rawa dan tanah berlumpur, sehingga pengerjaan membutuhkan keahlian dan metode khusus seperti menggunakan kapal kecil untuk mobilisasi peralatan dan material. Bahkan kondisi geografis pada beberapa titik lokasi ekstrem serta rawan predator sungai dan rawa.
Ia berharap proses pekerjaan interkoneksi Sumatera-Bangka dapat segera diselesaikan sepenuhnya sehingga kelistrikan Bangka dapat segera terhubung menjadi satu sistem dengan kelistrikan di Sumatera untuk menjamin ketersediaan pasokan listrik yang andal, efisien dan ramah lingkungan.
"Kami berikan apresiasi atas dukungan para pemangku kepentingan dan masyarakat, serta kerja keras seluruh tim selama proses pengujian dan pembebanan tegangan," kata Dahlan.
Baca juga: PLN: Proyek kabel bawah laut Sumatera-Bangka rampung awal 2022
Baca juga: Lakukan manajemen beban, PLN berupaya pulihkan listrik di Pulau Bangka
Baca juga: PLN operasikan pembangkit listrik tenaga sampah di Bangka
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022