• Beranda
  • Berita
  • Pentingnya alat pantau tumbuh kembang anak untuk diagnosis stunting

Pentingnya alat pantau tumbuh kembang anak untuk diagnosis stunting

24 Februari 2022 16:06 WIB
Pentingnya alat pantau tumbuh kembang anak untuk diagnosis stunting
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan pentingnya penggunaan instrumen pemantauan perkembangan anak untuk menghasilkan diagnosis stunting yang lebih akurat.

Alat pantau perkembangan anak salah satunya bisa menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) yang saat ini tengah didorong oleh BKKBN.

"Ketika kita tidak berpegang pada diagnosis yang benar, saya kira treatment-nya juga akan salah. Makanya program yang digalakkan oleh BKKBN salah satunya adalah pengukuran jangan hanya antropometrik dari sisi pertumbuhan, tetapi perkembangannya jangan dilupakan," kata Hasto dalam webinar media gathering secara virtual, Kamis.

Baca juga: BKKBN resmikan kartu kembang anak online guna pantau kesehatan anak

Hasto mengatakan pihaknya ingin menghadirkan para ahli dalam audit kasus stunting serta meneliti lebih lanjut apakah KKA bisa digunakan untuk mengoreksi data stunded (pendek) yang sementara ini dianggap sebagai stunting.

"BKKBN merencanakan mengambil satu atau dua provinsi yang jumlah stunting-nya besar. Kemudian kami akan mengidentifikasi by name by address tentang anak-anak yang didiagnosis stunting tapi mungkin hanya stunted," katanya.

Instrumen pengukuran dalam KKA telah dirintis melalui jalur ilmiah akademik oleh Prof. Dr.dr. Satoto, Sp.GK pada 38 tahun yang lalu. KKA mencakup pengukuran pada aspek motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, tingkah laku sosial, menolong diri sendiri, kecerdasan, hingga komunikasi aktif.

Hasto menekankan bahwa anak stunded (pendek) belum tentu stunting. Namun, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa anak yang pendek berarti stunting.

Dalam beberapa kasus, lanjutnya, anak yang pertumbuhannya tidak bagus atau pendek, bisa saja menderita penyakit tertentu sehingga tidak bisa secara otomatis dianggap stunting.

"Kalau itu tidak kita luruskan, tidak menyandingkan dengan apakah perkembangan anak terganggu atau tidak, kita bisa over-diagnosis dan bisa over-treatment," ujarnya.

Melalui KKA, Hasto mengatakan bahwa sistem pendataan yang ada di lapangan untuk masalah perkembangan dapat tercatat dengan baik.

"Jujur saja selama ini lebih banyak merekam pertumbuhan, belum merekam kepada perkembangan. Dengan KKA tentu akan memberikan suatu masukan yang sangat positif, kita juga mengukur perkembangan tidak saja pertumbuhan," katanya.

Baca juga: Orang tua bisa cegah stunting dengan pantau tumbuh kembang anak

Baca juga: Komisi IX DPR prihatin kondisi stunting di Gorontalo

Baca juga: Phapros kembangkan suplemen penambah nafsu makan tekan kasus stunting

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022