• Beranda
  • Berita
  • Merck kolaborasi dengan BKKBN untuk hadirkan program edukasi stunting

Merck kolaborasi dengan BKKBN untuk hadirkan program edukasi stunting

24 Februari 2022 18:05 WIB
Merck kolaborasi dengan BKKBN untuk hadirkan program edukasi stunting
Tangkapan layar Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin, saat konferensi pers virtual, Kamis, 24 Februari 2022. (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
PT Merck Tbk menjalin kerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menghadirkan program edukasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait stunting.

Kemitraan tersebut diresmikan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang program komunikasi, informasi dan edukasi mengenai pertumbuhan anak.

Presiden Direktur PT Merck Tbk Evie Yulin mengatakan pihaknya komitmen untuk ikut dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting.

Baca juga: Kepala BKKBN ajak media serius menurunkan angka kekerdilan

Menurut Evie, edukasi akan ditujukan untuk para Kader Bina Keluarga Balita (BKB), tenaga kesehatan, masyarakat, terutama orang tua. Adapun materinya seperti deteksi dini stunting dan perbedaannya dengan gangguan pertumbuhan pada anak.

"Merck memahami bahwa minimnya informasi terkait penyakit ini menjadi kebutuhan bagi masyarakat khususnya orang tua yang membutuhkan," kata Evie melalui keterangan resminya, Kamis.

Melalui program edukasi bersama BKKBN, ia berharap para tenaga kesehatan, kader, dan orang tua dapat lebih memahami pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak sebagai upaya untuk pencegahan stunting.

Baca juga: Bahaya jangka panjang "stunting" bagi anak

Selain itu, lanjutnya, mereka juga dapat lebih memahami dan mendeteksi gejala growth hormone deficiency (GHD) sedini mungkin sehingga dapat menentukan pengobatan ataupun terapi yang sesuai.

Evie mengatakan pihaknya juga mendukung pengenalan Kartu Kembang Anak (KKA) dalam bentuk aplikasi dari BKKBN sehingga masyarakat diharapkan dapat lebih memperhatikan siklus tumbuh kembang anak agar tidak terjadi miskonsepsi perihal stunting dengan perawakan pendek.

“Kami harap melalui kolaborasi dengan BKKBN, angka stunting di Indonesia dapat semakin menurun dan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia dapat memahami perbedaan stunting dengan perawakan pendek," katanya.

Baca juga: Pakar: Tidak semua anak bertubuh pendek alami stunting

Baca juga: Pentingnya alat pantau tumbuh kembang anak untuk diagnosis stunting

Baca juga: Orang tua bisa cegah stunting dengan pantau tumbuh kembang anak

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022