• Beranda
  • Berita
  • Lima tren di industri kesehatan yang harus diperhatikan

Lima tren di industri kesehatan yang harus diperhatikan

25 Februari 2022 09:08 WIB
Lima tren di industri kesehatan yang harus diperhatikan
Ilustrasi pemanfaatan layanan telemedisin (Pixabay)
Pandemi COVID-19 telah terbukti menjadi game-changer dalam banyak aspek kehidupan kita, terutama di sektor perawatan kesehatan dan bagaimana kita mengelola dan menerima perawatan. Yang paling penting dari perkembangan positif dalam industri ini adalah kolaborasi antara pemerintah dan bisnis.

Penyedia solusi manajemen medis global Medix Group mengatakan bahwa pandemi telah mempercepat adopsi layanan kesehatan digital di Indonesia. Medix memperkirakan hal ini akan berlanjut bahkan lebih pesat pada tahun 2022, dan melihat beberapa tren yang berkembang dalam industri kesehatan Indonesia.

Baca juga: Kesadaran kesehatan mental dorong tren staycation dan workcation

”Pendekatan proaktif pemerintah Indonesia untuk menangani pandemi memberi saya kepercayaan, sama halnya dengan inisiatif perawatan kesehatan yang kita lihat dari layanan publik dan swasta, yang bekerja sama untuk menyediakannya," ujar Sigal Atzmon selaku CEO & Presiden Medix melalui keterangannya, Jumat.

Sigal mengatakan prioritas teratas saat ini adalah penerapan kesehatan digital untuk menyediakan perawatan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau untuk jutaan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.

“Pandemi telah membuktikan betapa pentingnya perawatan jarak jauh, dan Medix berharap dapat bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk membantu meningkatkan sistem perawatan kesehatan negara dan perekonomian masyarakat Indonesia,” tambah Sigal.

Medix kemudian melihat lima tren berikut akan berkembang semakin pesat pada tahun 2022 dalam industri perawatan kesehatan Indonesia.

Baca juga: Luhut: Penyebaran Omicron masih terkendali meski lewati puncak Delta

Adopsi layanan kesehatan digital dengan cepat mendapatkan momentum

Menurut survei Medix Medical Monitor Research yang dilakukan oleh Kantar pada Juni 2021, sembilan dari sepuluh atau 92 persen masyarakat Indonesia mengatakan pandemi meyakinkan mereka akan manfaat perawatan kesehatan digital.

Responden menambahkan bahwa mereka akan menggunakan aplikasi digital saat mencari saran dan perawatan medis.

Angka tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dari 64 persen masyarakat yang menggunakan aplikasi digital sebelum pandemi. Sebagai imbas dari ketakutan dan pembatasan sosial, 90 persen masyarakat mengatakan mereka akan mencari nasihat medis melalui konsultasi jarak jauh.

Mempertimbangkan temuan ini dan jumlah pengguna internet yang sangat besar, Medix memperkirakan bahwa layanan kesehatan digital dan penggunaan aplikasi untuk mencari saran dan perawatan medis, akan dengan cepat mendapatkan momentum di Indonesia selama tahun 2022.

Medix memprediksi mayoritas masyarakat Indonesia akan memiliki akses ke perawatan medis melalui alat kesehatan digital. Aplikasi yang dipersonalisasi akan memungkinkan kita untuk memasukkan data kesehatan kita, sekaligus juga mendapat informasi yang lebih baik tentang pengembangan perawatan dan penyakit.

Penyedia layanan medis akan berada dalam posisi untuk sepenuhnya memantau data dan berinteraksi dari jarak jauh dengan pasien, memungkinkan dokter untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dan lebih terinformasi tentang kebutuhan dan kondisi masing-masing pasien.

Data yang dikumpulkan juga akan mengarah pada peningkatan skrining, diagnosis, dan perawatan masyarakat secara keseluruhan. Pada saat yang sama, privasi harus dilindungi dan keamanan medis harus terjamin.

Dampak kesehatan mental akibat pandemi akan makin intens

Pandemi COVID-19 sangat membebani kesehatan mental banyak masyarakat Indonesia. Selain kekhawatiran tentang keselamatan dan trauma menghadapi penyakit serius dan kematian, jutaan orang Indonesia menghadapi kesulitan keuangan; efek kesehatan mental ini juga menjalar ke tempat kerja.

Hampir satu dari tiga anak muda di Indonesia (29 persen) mengatakan mereka sering merasa depresi atau kurang tertarik untuk berpartisipasi, menurut survei yang dilakukan oleh UNICEF dan Gallup di 21 negara pada paruh pertama tahun 2021. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa program bantuan langsung tunai telah mengurangi bunuh diri sebesar 18 persen di Indonesia.

Medix memprediksi penguatan layanan kesehatan mental di Indonesia akan menjadi kebutuhan mendesak pada tahun 2022. Melalui Layanan Manajemen Kesehatan Jiwa Medix, perusahaan berkomitmen untuk mendukung masyarakat Indonesia dalam mengatasi kekhawatiran mereka.

Anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan akan tetap menjadi prioritas

Anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan akan tetap menjadi prioritas pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2017 - 2020. Namun, pembiayaannya cenderung menurun, dibandingkan dengan tahun 2021 karena pandemi terkendali dan kasus menurun.

Anggaran pemerintah untuk anggaran perawatan kesehatan mengalami pertumbuhan yang solid sebesar 8,6 persen CAGR dari tahun 2017 - 2022, menunjukkan peningkatan permintaan akan layanan dan produk perawatan kesehatan di Indonesia.


Baca juga: Menkominfo: Waspadai kenaikan COVID-19 dengan vaksin dan taat prokes

Baca juga: Menkes: Kasus positif dan pasien COVID-19 di RS dalam tren turun

Baca juga: Produk asuransi jiwa dan kesehatan jadi tren 2021 di tengah pandemi


Transformasi layanan kesehatan oleh teknologi digital

Perawatan kesehatan yang canggih memberikan perawatan yang fokus pada pasien dan lebih hemat biaya. Menurut studi industri eHealth yang dilakukan oleh Deloitte Indonesia, Bahar Law Firm, dan Chapters Indonesia tentang masa depan industri kesehatan, telekonsultasi kemungkinan akan melibatkan empat domain aplikasi yang berbeda, yang umumnya dikenal sebagai synchronous (live video), asynchronous (store-and-forward), Remote Patient Monitoring (RPM), dan mobile health (m-Health).

Interaksi langsung dua arah antara pasien dan penyedia layanan kesehatan menggunakan teknologi telekomunikasi audiovisual. Layanan ini "real-tim​​​e" dan dapat menjadi pengganti pertemuan langsung jika tidak memungkinkan.

Baca juga: Wisata "wellness" dan domestik diprediksi jadi tren usai pandemi

Jenis transmisi riwayat kesehatan yang direkam, yang dapat mencakup video dan gambar digital yang telah direkam sebelumnya (X-ray dan foto). Misalnya, melalui sistem komunikasi elektronik yang aman ke praktisi spesialis, yang menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi kasus. Jenis layanan ini menyediakan akses ke data perawatan kesehatan setelah dikumpulkan, dan akan melibatkan alat komunikasi seperti email yang aman.

Pengumpulan data kesehatan dan medis dari seorang pasien di lokasi tertentu dan melalui teknologi komunikasi elektronik. Data ini kemudian ditransmisikan ke penyedia layanan kesehatan melalui layanan pemrosesan data untuk digunakan dalam perawatan dan dukungan terkait. Jenis layanan ini memungkinkan penyedia untuk melacak data perawatan kesehatan pasien setelah mereka dipulangkan ke rumah atau fasilitas perawatan mereka. Metode ini mengurangi tingkat pasien yang kembali ke rumah sakit.

Mobile Health berpusat pada perangkat komunikasi seluler, seperti ponsel, komputer tablet, dan PDA, yang mendukung praktik dan edukasi perawatan kesehatan dan kesehatan masyarakat. Aplikasi dapat berupa pesan teks bertarget yang mempromosikan perilaku sehat hingga peringatan berskala luas tentang wabah penyakit.

Baca juga: Tren pasar industri kesehatan di Asia Tenggara diprediksi berkembang

Modernisasi infrastruktur kesehatan Indonesia masih menjadi tantangan

Melalui paparannya, Sigal menyampaikan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan kesehatannya. Misalnya, salah satu isu utama adalah kurangnya sumber daya.

Salah satu metriknya, menurut data Bank Dunia, adalah rasio dokter terhadap populasi — hanya ada 0,4 dokter per 1.000 orang di Indonesia (dibandingkan dengan 2 dokter di Cina, 1,5 di Malaysia, dan 2,3 di Singapura) dan hanya 1,2 ada tempat tidur rumah sakit untuk 1.000 orang (dibandingkan dengan 4,3 tempat tidur di Cina, 1,9 di Malaysia, dan 2,5 di Singapura).

Selain itu, Indonesia menghadapi tantangan geografis karena penduduknya tersebar di ribuan pulau terpencil (menyulitkan akses ke kesehatan), ditambah kekhawatiran akan transparansi data, dan kesenjangan dalam keterampilan dan standar internasional.


Baca juga: Mengenal tren mengencangkan organ kewanitaan dengan suntik "stem cell"

Baca juga: Prixa bekerja sama dengan AdMedika untuk tingkatkan digital kesehatan

Baca juga: Kemenkes sediakan saluran siaga bagi warga yang jalani isolasi mandiri


 

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022