Tren kenaikan terlihat di 43 kota maupun kabupaten yang ada di Pulau Jawa- Bali dalam tujuh hari terakhir namun masih dalam kategori terkendali dengan skema PPKM yang masih berlanjut.
"Masyarakat diminta agar tetap waspada dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan," ujar Johnny dalam keterangannya, Selasa.
Hingga Selasa (9/11), WHO masih mengkategorikan Indonesia berada pada level 1 penularan COVID-19, sedangkan menurut Nikkei Indeks pemulihan COVID-19 Indonesia berada diperingkat 41, tertinggi di Asia.
Meski dalam kondisi penularan yang rendah, masyarakat diminta untuk tetap disiplin menjalankan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilisasi, dan mengurangi kerumunan agar capaian baik dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia dapat tetap terjaga.
"Meskipun menunjukkan perbaikan, peningkatan kasus masih bisa terjadi," ujar Johnny.
Lima provinsi pun masih masuk dalam sorotan utama yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.
Tercatat sebanyak 34 persen kabupaten maupun kota di Pulau Jawa - Bali mengalami peningkatan mobilitas namun vaksinasinya belum mencapai target.
Untuk itu selain protokol kesehatan, Pemerintah Daerah diminta aktif menggencarkan vaksinasi.
Selain itu, memastikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di tempat perbelanjaan, restoran, wisata, dan lokasi publik lainnya dimanfaatkan dengan optimal.
Dengan demikian, antisipasi terhadap kenaikan kasus COVID-19 terkhusus gelombang ketiga bisa berjalan maksimal.
Baca juga: Ketua MPR: Pemerintah fokus tangani kenaikan COVID-19 di 155 daerah
Baca juga: Luhut pastikan produsen obat COVID-19 investasi di Indonesia
Baca juga: Luhut: keberhasilan turunkan kasus COVID-19 tahan perlambatan ekonomi
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021