"Sebelumnya kami pernah menggelar konser kolaborasi di tahun 2019, tahun ini kami kembali ke Ambon menghadirkan kolaborasi musik lintas budaya bersama dengan MBO dan musisi asal Bali I Made Made Subandi," kata vokalis Boi Akih, Monica Akihary di Ambon, Rabu.
Dikatakannya, pertunjukan kali ini Boi Akih akan tampil berkolaborasi dengan banyak seniman musik bambu, komposer dan pemain gamelan dari Gianyar, serta pembacaan puisi oleh Calvin Papilaya.
Baca juga: Bupati promosikan budaya Minahasa Utara dalam W20
Empat tema berbeda akan dimainkan dalam satu pertunjukan, yakni sea (laut), dry land (tanah kering), city (kota) dan joy (kegembiraan).
Gitaris Boi Akih Niels Brouwer menyatakan, telah menyiapkan komposisi dan nuansa musik baru.
Empat tema yang disiapkan yakni Sea akan menampilkan komposisi musik Eropa kolaborasi dengan gender slendro Bali, serta orkestra musik bambu.
Juga akan ada kolaborasi Calvin Papilaya membacakan puisi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Tanah.
Baca juga: Mendikbudristek : memajukan budaya bukan hanya dengan konversi
Sedangkan Monica membawakan lirik-lirik musik dalam bahasa Haruku yang merupakan salah satu bahasa tradisional Maluku.
Tema city, Calvin akan tampilkan puisi diiringi improvisasi lagu yang dibawakan Monica Akihary tanpa bunyi suara musik.
Sementara tema dry land dan joy, menggambarkan lokasi konser yang jauh dari pusat kota dengan medan yang menantang tetapi membuat setiap orang yang hadir akan bergembira dengan kolaborasi musik yang ditampilkan.
Baca juga: Pelajar Australia belajar daring seni tari, musik Indonesia
Pendiri sekaligus konduktor MBO Rence Alfons menambahkan, MBO akan tampil pada konser "From and to Infinity 2" dengan 26 personil.
Konser musik akan dilaksanakan tiga hari yakni tanggal 4 di Haang Natural teater, tanggal 7 di sekolah Dusun Tuni, tanggal 11 di Ihuroang Amphy Theater Kapa Tuni.
Selain kolaborasi musik Boi Akih, MBO dan I Made Subandi juga akan ada penampilan 10 sekolah yang menjadi pilot projek sekolah berbasis musik di kota Ambon.
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022