Medvedev menjadi orang Rusia ketiga yang yang menduduki puncak klasemen dan pemain pertama di luar "empat besar" Novak Djokovic, Roger Federer, Rafael Nadal dan Andy Murray yang menduduki posisi teratas dalam 18 tahun terakhir.
Tetapi setelah dunia olahraga bersatu mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, meroketnya Medvedev ke puncak ini terjadi dalam waktu yang mungkin tidak tepat.
Baca juga: Medvedev catatkan sejarah geser Djokovic pada peringkat satu dunia
Baca juga: Petenis Svitolina akan sumbangkan hadiahnya untuk bantu Ukraina
Minggu kemarin Federasi Tenis Ukraina Federasi Tenis Internasional (ITF) agar segera mengeluarkan Rusia dan Belarus dari organisasi ini serta melarang Rusia mengikuti turnamen tenis baik beregu maupun perseorangan.
Dalam sebuah surat yang dilihat Reuters, federasi tenis Ukraina itu melukiskan aksi Rusia dan Belarus di Ukraina selama empat hari terakhir itu sebagai aksi berdarah.
"Warga sipil sekarat, termasuk wanita dan anak-anak; infrastruktur sipil runtuh ... Ini perang skala penuh yang akan memundurkan negara kami beberapa dekade ke belakang," kata surat itu seraya menyebut tujuan invasi Rusia adalah semata "pemusnahan."
"Rusia dan Belarus tidak hanya berhak menggelar kompetisi internasional di wilayah mereka, tetapi juga tak boleh berpartisipasi dalam semua turnamen beregu dan perseorangan ITF di luar negeri," lanjut surat itu.
Baca juga: Atlet Ukraina desak IOC bekukan partisipasi Rusia dan Belarus
ITF sendiri menanggapi bahwa organisasi ini telah mengambil "tindakan cepat" dengan membatalkan semua turnamen tenis di Rusia tanpa batas waktu dan bahwa tidak ada turnamen ITF yang akan diadakan di Belarus selama 2022.
Pembatasan apa pun terhadap pemain Rusia secara individual yang meski terlihat tidak mungkin, bakal menciptakan keraguan mengenai partisipasi Medvedev dalam Grand Slam berikutnya, French Open, Mei nanti.
Menjelang penobatannya sebagai nomor satu dunia Medvedev menulis di Twitter untuk menyerukan perdamaian.
"Hari ini saya ingin berbicara atas nama setiap anak di dunia," kata dia seperti dikutip Reuters. "Mereka semua punya mimpi, hidup mereka baru saja dimulai, begitu banyak pengalaman menyenangkan yang bakal tiba."
"Itulah alasannya saya menyerukan perdamaian di dunia, demi perdamaian antarnegara. Anak-anak dilahirkan dengan kepercayaan batin di dunia, mereka sangat percaya kepada segala hal, kepada manusia, cinta, keselamatan, keadilan, kesempatan mereka untuk hidup."
"Mari bersatu dan menunjukkan kepada mereka bahwa itu benar, karena setiap anak tidak boleh berhenti bermimpi."
Baca juga: BWF batalkan turnamen bulutangkis di Rusia dan Belarus
Pekan lalu, rekan Medvedev sesama petenis Rusia, Andry Rublev, yang juga peringkat tujuh dunia, menuliskan kata "No War Please" di atas lensa kamera TV dalam perjalanan menjuarai turnamen Dubai.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang tidak ditujukan untuk menduduki wilayah, melainkan menghancurkan kemampuan militer Ukraina dan menangkap apa yang disebutnya para nasionalis berbahaya.
Empat petenis terkemuka Rusia dan Belarus masuk daftar peserta turnamen bergengsi Indian Wells bulan depan di California.
Di antara mereka adalah petenis putri nomor dua dunia putri Aryna Sabalenka dan nomor 16 dunia Victoria Azarenka yang mewakili Belarus.
Baca juga: FINA batalkan kejuaraan dunia renang junior di Rusia
Baca juga: Schalke putuskan hubungan dengan raksasa energi Rusia, Gazprom
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022