Anggota Komisi IX DPR Yahya Zaini kebijakan percepatan proses vaksinasi dan mempersingkat interval pemberian booster akan menekan tingkat fatalitas kelompok lanjut usia akibat virus COVID-19.
"Saya percaya kebijakan tersebut akan efektif untuk menekan fatalitas dari para lansia sebagai kelompok yang sangat rentan," kata Yahya Zaini kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
"Saya percaya kebijakan tersebut akan efektif untuk menekan fatalitas dari para lansia sebagai kelompok yang sangat rentan," kata Yahya Zaini kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Pemerintah mempersingkat interval pemberian vaksinasi booster atau suntikan dosis ketiga bagi masyarakat lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun. Penyuntikan dosis lanjutan bagi lansia bisa diberikan minimal tiga bulan setelah menerima vaksinasi dosis lengkap.
Sebelumnya, vaksinasi booster diberikan minimal enam bulan setelah penyuntikan dosis kedua. Percepatan vaksinasi itu kata dia diyakini efektif untuk menekan fatalitas dari para lansia sebagai kelompok yang sangat rentan.
Dia menjelaskan bahwa kebijakan mempercepat interval antara vaksin lengkap dan booster untuk lansia merupakan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI.
Baca juga: Kemkes tambah regimen baru vaksin booster total ada 6 jenis vaksin
Baca juga: Menkes: Pasien COVID-19 meninggal sebagian besar belum vaksin lengkap
Baca juga: Percepatan vaksinasi lansia cegah potensi vaksin kedaluwarsa
Selain itu, kata dia data menunjukkan banyak pasien COVID-19 yang meninggal sebagian besar adalah masyarakat yang belum divaksin, para lansia dan orang dengan penyakit penyerta.
Sementara itu agar minat masyarakat mengikuti vaksin meningkat, Yahya mengatakan hoaks perlu diatasi dengan sosialisasi yang lebih intensif dan masif menggunakan media komunikasi yang multisarana, media konvensional dan medsos, bahkan juga iklan dan influencer.
"Serta melibatkan berbagai tokoh masyarakat dan organisasi-organisasi kemasyarakatan. Pelibatan tokoh dan ormas ini jarang dilakukan, padahal budaya masyarakat kita masih kental dengan budaya patronase," ucapnya.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meyakini kebijakan pemerintah mempersingkat interval pemberian vaksinasi booster bagi lansia sudah melalui kajian matang.
"Pemerintah sudah berhitung masalah kemampuan segala macam. Memang 3 bulan menjadi untuk lansia ini menjadi hal yang sangat penting urgen," kata Dicky Budiman.
Dicky menilai percepatan vaksinasi itu untuk mengurangi potensi kematian akibat COVID-19. "Dan ingat ketika situasi menuju puncak atau puncak atau titik jenuh, ancamannya makin besar, ancaman fatalitas pada kelompok rawan ini makin besar," ujar Dicky.
Dia menilai kebijakan pemerintah sudah tepat. Sebab kata Dicky kalau tidak disegerakan fase pemberitahuan booster, maka dikhawatirkan terjadi banyak kematian pada kelompok rentan di saat menuju sampai dengan puncak pandemi kali ini.
Menurut Dicky kelompok rawan tidak hanya lansia saja, tetapi juga anak-anak yang usianya berada di bawah 5 tahun.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022