"Bersama dengan kementerian dan lembaga yang lain, KLHK sebagai representasi pemerintah pusat terus memberikan perhatian dan dukungan serius untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang terintegrasi hulu dan hilir dan berwawasan lingkungan di lima DSP (destinasi super prioritas) tersebut," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong dalam acara diskusi virtual KLHK yang diikuti dari Jakarta, Selasa.
KLHK telah memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana pendukung, pendampingan dan bimbingan teknis, pelaksanaan proyek percontohan, penyelenggaraan kampanye dan edukasi mengenai pengelolaan sampah, serta peningkatan kapasitas kepada pemerintah daerah.
Dalam acara diskusi virtual mengenai pembangunan destinasi wisata super prioritas yang berkelanjutan, Alue mengatakan bahwa salah satu tantangan dalam pengembangan destinasi wisata super prioritas adalah persoalan sampah, utamanya sampah plastik.
Sebagai gambaran, hasil survei KLHK dan komunitas pencinta alam tahun 2016 menunjukkan volume sampah di delapan destinasi wisata alam mencapai 453 ton dan sekitar 240 ton dari seluruh sampah yang ditimbulkan oleh sekitar 150.000 pengunjung tempat wisata alam adalah sampah plastik.
Upaya untuk mengurangi timbulan sampah di tempat wisata antara lain dilakukan dengan mengampanyekan praktik mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sampah kepada para wisatawan.
"Kegiatan menghindari dan mencegah timbulnya sampah, atau cegah sampah, menempati hierarki atau kedudukan yang paling tinggi karena didasari pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan komitmen yang tinggi," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Di samping itu, setiap pengelola tempat wisata semestinya juga memiliki strategi dan sistem pengelolaan sampah.
Baca juga:
Pemerintah prioritaskan pembangunan pusat daur ulang di kawasan wisata
Wisatawan akan bisa tukar sampah dengan kupon diskon di Pangandaran
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022