"Bayangkan dalam waktu lima tahun, kita turun dari posisi keempat kota termacet di dunia (2017), ketujuh (2018), ke-10 (2019), ke-31 (2021), dan 2021 kita di posisi 46 di dunia karena faktor-faktor itu," kata Anies pada hari pertama "Jakarta E-Mobility Event" yang merupakan rangkaian U20 Indonesia dan disiarkan Youtube Pemprov DKI Jakarta, Selasa.
Untuk faktor transformasi atau perubahan yang menyebabkan peringkat kemacetan Jakarta turun, Anies menyebutkan, transformasi itu melingkupi dua aspek, yakni pada transportasi publik dan rutinitas warga Ibu Kota.
Untuk transformasi transportasi publik di Ibu Kota, ujar Anies, adalah integrasi moda transportasi umum di Jakarta hingga perluasan rute yang dilakukan.
"Contohnya, TransJakarta adalah BRT, kemudian rutenya diperluas dan juga dengan Mikrotrans yang terintegrasi dan angkanya berlipat dua," kata Anies.
Baca juga: Anies usung enam isu perkotaan pada Forum Urban 20
Sehingga, kata Anies, cakupannya sekarang sudah ada di 82 persen. Hal ini juga dilakukan pada MRT dan LRT. "Jadi integrasi sudah mulai berjalan," katanya.
Transformasi selanjutnya, kata Anies, adalah pada aspek rutinitas warga Ibu Kota yang mengikuti perkembangan kota Jakarta.
"Ini bukan hanya karena pekerjaan kami di pemerintahan, tapi juga karena adanya keinginan para warga untuk mengubah rutinitas harian ke dalam pendekatan yang lebih 'sustainable'," ujarnya.
Untuk akselerasi dalam menjadikan Jakarta sebagai kota bebas polusi, kata mantan Mendikbud ini, adalah dengan membuat nyaman armada transportasi dan memasifkan penggunaan kendaraan listrik, khususnya pada armada TransJakarta.
"Kami ingin lebih mempercepat upaya kami untuk 'clean mobility' Jakarta. Kami juga janji memperbesar armada Jakarta dan mengubah jadi mobil listrik," katanya.
Baca juga: Jakarta turun ke peringkat 46 Indeks Kemacetan 2021
BRT merupakan janjinya untuk membuat jalanan bersih untuk tiga hal. Pertama, menerapkan 100 "electric buses" di rute yang sudah ada. Kedua, mengganti setengah bus armada pengumpan menjadi elektrik dan selesai 2025.
"Setelah itu kami komitmen pastikan bahwa sebagian besar area Jakarta bebas emisi pada 2030. Itu komitmen yang kami janjikan," katanya.
Cara memasifkan kendaraan listrik adalah dengan mempersiapkan insentif fiskal bagi kendaraan listrik. "Dengan cara memberi mereka nol persen untuk kendaraan roda dua dan empat. Jadi kendaraan listrik apapun tidak dikenakan pajak transportasi," katanya.
Sebelumnya, Anies Baswedan memamerkan data yang mencantumkan peringkat kemacetan Jakarta yang kini berada di posisi ke-46, turun 15 peringkat dari 2020. Data tersebut berjudul "Jakarta Makin Tidak Macet".
Di lihat di akun Instagram pribadinya, Jumat (11/2), Anies mengunggah ulang unggahan @dkijakarta yang terkait data tersebut. Data tentang kemacetan itu berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh TomTom Traffic Index.
Tertulis dalam data itu bahwa saat ini Jakarta berada di peringkat 46 dari total 404 kota yang diukur.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022