Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan database produk dan layanan keuangan digital inovatif untuk pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis web akan dibentuk.
"Sejalan dengan Rencana Aksi Inklusi Keuangan 2020, kami akan menjajaki produk dan layanan keuangan untuk UMKM di luar kredit perbankan dengan fokus pendekatan digital dan inovatif dalam rangka pemberdayaan UMKM," kata Febrio dalam Side Event G20 daring terkait pembiayaan UMKM yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Perkembangan teknologi finansial yang menghasilkan berbagai bentuk pembiayaan seperti pembiayaan berbasis komunitas, crowdfunding security, maupun asuransi digital, bisa menjadi alternatif sumber pembiayaan UMKM.
Menurutnya, pembuatan database produk dan jasa keuangan inovatif digital untuk menyisir pembiayaan alternatif MKM ini sesuai dengan agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia yakni peningkatan inklusi keuangan, yang juga dilakukan melalui Kemitraan Global untuk Inklusi Keuangan (Global Partnership for Financial Inclusion/GPFI).
Komitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan juga tertuang dalam komunike pertama, sebagai hasil pertemuan pertama menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G20 pada dua minggu lalu.
"Dengan ini, kami dapat memperluas peluang keuangan dan ekonomi bagi miliaran orang sebagai instrumen untuk memastikan kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan serta memperkuat sistem keuangan," katanya.
Ia pun optimis produk dan jasa keuangan inovatif digital dapat memberdayakan UMKM lebih jauh yang sempat terdampak COVID-19.
"Ini juga mendorong produktivitas dan memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif secara global," ucapnya.
Baca juga: BKF: Pemberdayaan UMKM perlu didorong melalui peningkatan pembiayaan
Baca juga: Jatim targetkan 1,5 juta produk UMKM tersertifikasi halal pada 2022
Baca juga: G20 diharapkan dorong kolaborasi untuk digitalisasi UMKM
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022