• Beranda
  • Berita
  • G20 diharapkan dorong kolaborasi untuk digitalisasi UMKM

G20 diharapkan dorong kolaborasi untuk digitalisasi UMKM

10 Februari 2022 09:05 WIB
G20 diharapkan dorong kolaborasi untuk digitalisasi UMKM
Kepala Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Cloud Asia Pasifik, Barbarra Navarro, saat acara virtual "T20 Inception Conference", Rabu (9/2). (ANTARA/Tangkapan layar)
Sektor swasta mengharapkan forum internasional G20 bisa mendorong kolaborasi swasta dengan pemerintah untuk mendorong digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Kolaborasi swasta dengan pemerintah sangat penting," kata Kepala Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Cloud Asia Pasifik, Barbarra Navarro, saat acara virtual "T20 Inception Conference", Rabu (9/2).

Baca juga: Pakar: Konektivitas digital dan fisik sama pentingnya

Sektor UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian sebuah negara, terutama pada zaman pandemi virus corona sekarang ini. Sejak pandemi, semakin banyak UMKM yang masuk platform digital agar bisnis tetap berlangsung.

Migrasi ke dunia digital merupakan hal yang besar bagi sebuah UMKM, baik dari segi adopsi teknologi maupun biaya yang harus dikeluarkan.

Selain kolaborasi swasta dengan pemerintah, tidak kalah penting adalah regulasi yang mendukung UMKM digital sekaligus melindungi konsumen.

Terakhir, forum tersebut diharapkan bisa menghindari fragmentasi. Navarro menilai UMKM memiliki tujuan bisa menggapai pasar internasional. Ketika mereka beroperasi di negara lain, salah satu tantangan yang harus mereka hadapi adalah mengikuti aturan yang berlaku di sana.

Di satu sisi, internet menawarkan peluang ekonomi yang baru. Di sisi lain, dunia juga menghadapi tantangan baru akibat internet, seperti literasi digital dan ketersediaan sumber daya manusia yang cakap digital.

Baca juga: Presiden tegaskan peran penting G20 bangun arsitektur kesehatan dunia

Navarro mengemukakan, kawasan Asia Tenggara saja mengalami tambahan jumlah pengguna internet sebanyak 40 juta jiwa untuk 2021. Orang-orang tersebut ikut masuk dunia maya bersama 40 juta orang yang baru online pada tahun sebelumnya.

Selain itu, ada juga sekitar 60 juta orang yang baru menggunakan layanan digital, dampak dari pandemi yang harus serba terhubung ke internet.

"Ini jumlah orang-orang yang perlu diedukasi supaya mereka mendapat keuntungan dari ekonomi internet," kata Navarro.

Tantangan lainnya, jumlah orang yang memiliki kemampuan teknis untuk dunia digital tidak terlalu banyak. Ekosistem digital perlu berinvestasi pada cara-cara yang bisa diandalkan untuk menciptakan talenta digital.



Baca juga: Kominfo: Warga Indonesia adaptif gunakan teknologi selama pandemi

Baca juga: T20 diharapkan hasilkan rekomendasi kebijakan inklusif bagi G20


Baca juga: Menkes sampaikan transformasi kesehatan Indonesia ke forum G-20

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022