”Transformasi dilakukan melalui penciptaan nilai tambah dari aset jalan tol yang ada. Inovasi diperlukan pada bidang teknologi, pembiayaan, dan pengelolaan jalan tol. Sedangkan modernisasi dilakukan melalui penciptaan user experience yang lebih baik dan manajemen aset jalan tol,” kata Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Danang, pada saat pandemi korporasi jalan tol fokus pada 3 strategi yaitu cost leadership, revenue enhancement, dan cash management. Ditambah juga pemanfaatan aplikasi digital untuk efektivitas dan user experience yang lebih baik.
Baca juga: Menteri PUPR: Jadikan pandemi sebagai momentum modernisasi layanan tol
“Inovasi pembiayaan pengusahaan jalan tol yang terdiri dari pembiayaan lahan, pembiayaan ekuitas, pembiayaan pinjaman, dan pembiayaan risiko sangat diperlukan untuk mengurangi risiko investasi, mengurangi cost of capital, dan mengelola cashflow,” ujarnya.
Pada bidang teknologi, Kementerian PUPR telah melakukan berbagai inovasi dan transformasi digital di jalan tol dengan konsep Intelligent Toll Road System (ITRS), di antaranya yaitu konsolidasi transaksi jalan tol melalui transaksi nontunai atau Multi Lane Free Flow (MLFF) dan pengendalian kendaraan Over Load Over Dimension (ODOL).
Baca juga: BPJT: Penerapan ETLE kunci menekan pelanggaran di jalan tol
Baca juga: Menteri PUPR minta layanan jalan tol jangan cuma kejar standar minimal
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022