"Total jiwa tertanggung tersebut meningkat 2,9 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebanyak 63,68 juta," ujar Ketua Bidang Kanal Distribusi AAJI Elin Waty dalam Konferensi Pers Laporan Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal IV-2021 secara daring di Jakarta, Rabu.
Adapun total tertanggung pada tahun 2021 meliputi perorangan sebanyak 20,34 juta dan kumpulan sebesar 45,21 juta.
Selain itu, ia mengatakan penetrasi asuransi jiwa juga berhasil tumbuh 7,5 persen dari 17,7 juta orang menjadi 20,34 juta orang, dari total populasi Indonesia yang sekitar 272 juta jiwa pada tahun lalu.
Baca juga: AAJI sebut klaim COVID-19 industri asuransi jiwa capai Rp8,82 triliun
Maka dari itu, diharapkan bonus demografi yang dialami Indonesia kini bisa diimbangi dengan berbagai inovasi produk baru yang diciptakan oleh industri asuransi jiwa, guna meningkatkan penetrasi industri asuransi jiwa.
"Salah satu inovasi yang diharapkan industri asuransi jiwa adalah dengan penggunaan teknologi untuk proses pemasaran produk asuransi jiwa yang semakin didukung baik oleh pemerintah maupun regulator," ungkap Elin.
Di sisi lain, ia meyakini sebanyak 29,4 juta pekerja terdampak pandemi terbantu oleh manfaat asuransi jiwa dengan berbagai produk likuid dan komitmen perusahaan asuransi jiwa.
Adapun industri asuransi jiwa membantu menekan dampak pandemi terhadap tenaga kerja Indonesia dengan menyerap total 20 ribu karyawan di industri asuransi jiwa dan kurang lebih 600 ribu tenaga pemasar saat ini yang bekerja keras untuk meningkatkan literasi hingga inklusi.
"Mereka menghidupkan misi AAJI, yaitu transform and transcend, semangat baru untuk terus maju," tutupnya.
Baca juga: AAJI: Industri asuransi jiwa bayarkan klaim Rp159,43 triliun di 2021
Baca juga: AAJI: Pendapatan asuransi jiwa naik, capai Rp241,17 triliun pada 2021
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022