Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan bisnis ini merupakan langkah konkret Pertamina dalam meningkatkan komitmen layanan bahan bakar bagi kapal internasional dan dukungan pemerintah yang ingin memaksimalkan potensi jalur maritim strategis di Indonesia.
“Penyaluran bunker di Pulau Nipa menandakan babak baru kesiapan Pertamina Patra Niaga dalam melayani kapal asing yang melintasi Selat Malaka," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Rivan menyampaikan bahwa Selat Malaka dilalui 120.000 kapal per tahun yang mayoritas melakukan bunkering di Singapura, sehingga kehadiran layanan bunkering Pertamina Patra Niaga di Pulau Nipa akan dapat menjadi alternatif bunker hub bagi kapal-kapal asing selain Pelabuhan Singapura.
Pada 5 Maret 2022 lalu, Pertamina memberikan pelayanan perdana bagi kapal ocean going berbendera Iran bernama MV Shahraz dengan total bahan bakar yang diisikan sebanyak 289.000 liter.
“First bunkering di Selat Malaka ini bukti bahwa pelabuhan-pelabuhan strategis harus terus dikembangkan dan dilengkapi berbagai layanan pendukung untuk memenuhi kebutuhan pelayaran dan bisnis maritim di Indonesia, sehingga kapal-kapal yang melintas dan singgah dapat memenuhi bahan bakar mereka secara mudah," kata Rivan.
"Kami yakin inisiatif ini dapat meningkatkan pendapatan negara serta kesejahteraan masyarakat, dan yang terpenting ini menjadi bukti bahwa Pertamina siap dan mampu untuk memberikan layanan jasa bunkering di wilayah perairan strategis Indonesia," tambahnya.
Kapal ocean going atau OGV merupakan kapal yang lebih besar atau panjangnya sama dengan 400 kaki, berat 10.000 ton, dan didorong oleh mesin dengan volume 30 liter per silinder.
Baca juga: Harga Pertalite tidak naik, jadi termurah dibandingkan BBM sejenis
Baca juga: Pertamina NRE rumuskan strategi untuk jadi pemain utama energi hijau
Baca juga: Terbanyak dikonsumsi, DEN minta pasokan Pertalite dijaga
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022