Ditemui dalam forum Employment Working Group (EWG) G20 di Jakarta, Kamis, Sekjen Kemnaker Anwar mengatakan bahwa negara-negara anggota G20 bersama kelompok dan organisasi ketenagakerjaan telah membahas mengenai konsep pengawasan dan evaluasi terkait penyediaan lapangan pekerjaan terutama bagi kelompok disabilitas.
"Dengan adanya pedoman monitoring evaluasi ini akan kita jadikan semacam instrumen untuk melihat sejauh mana negara-negara tersebut mampu mengaplikasikan dukungan untuk memberikan akses pekerjaan kepada kelompok-kelompok disabilitas," kata Anwar.
Langkah itu sesuai dengan isu prioritas yang diusung Presidensi G20 Indonesia yaitu pasar tenaga kerja inklusif dan pekerjaan layak bagi penyandang disabilitas.
Baca juga: RI inisiasi instrumen pemantauan perkembangan pasar kerja inklusif
Baca juga: Indonesia siap dorong pelatihan vokasi berbasis komunitas di G20
Dia menjelaskan bahwa Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization, ILO) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam pembahasan EWG G20 pada 9 Maret 2022 sudah memaparkan desain kerangka besar instrumen tersebut.
Termasuk juga yang telah didesain terkait variabel aspek-aspek determinan pasar kerja inklusif yang merangkul para penyandang disabilitas.
Beberapa di antaranya seperti apakah terdapat kebijakan yang memihak penyandang disabilitas dan adanya kerangka waktu pencapaian target untuk membuka akses pasar kerja bagi kelompok rentan tersebut.
"Kerangka ini ibaratnya masih awal dan ini kemarin kita sepakat dari konsep itu disebar kemudian kita bahas. Saat nanti pertemuan berikutnya kita akan matangkan kembali. Saya rasa itu sebagai proses yang memang biasa kita lalui," demikian Anwar Sanusi.*
Baca juga: Indonesia dorong kerja sama ciptakan pasar kerja inklusif di forum G20
Baca juga: Kemnaker: Anggota EWG G20 dukung isu ketenagakerjaan yang diusung RI
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022