"Saya berusaha untuk tidak sombong, tapi percaya diri dan yakin atas fakta bahwa kami akan mengejar ketinggalan dalam beberapa tahun ke depan dengan Tesla dan itu akan menjadi kompetisi yang sangat sehat," kata Tavares dilansir Reuters pada Minggu.
Tavares kemudian menjelaskan, Stellantis akan memperbanyak model mobil listrik dengan cara meningkatkan pendapatan tahunan secara global hingga tahun 2030.
Baca juga: Stellantis tarik lebih 19 ribu van susul laporan kebakaran
Ia kemudian menyoroti pentingnya investasi yang lebih besar untuk membangun ekosistem pengisian daya listrik di Eropa dan Amerika Serikat. Sebab, menurut dia, fasilitas pengisian daya listrik merupakan faktor kunci yang membuat konsumen mau beralih ke mobil listrik.
Pengusaha asal Portugis berusia 63 tahun itu juga memastikan bahwa Stellantis akan berinvestasi di Eropa Barat dengan memindahkan fasilitas produksi mobil van dari Rusia. Namun, ia tidak menyebut negara mana yang menjadi tujuan perakitan baru itu.
Dengan cara itu, Stellantis telah mengubah rencana bisnis yang diumumkan Januari tahun ini di mana mereka ingin menjadikan Rusia sebagai pusat ekspor untuk pasar Eropa Barat.
Dalam konteks ini "investasi baru di Rusia tidak ada dalam rencana," kata Tavares.
"Stellantis tidak terlalu dirugikan apabila basis pasokan kami tidak terkonsentrasi di Eropa Timur," tambahnya.
Baca juga: Stellantis pertimbangkan produksi kendaraan hibrida etanol di Brasil
Baca juga: Stellantis siapkan dua model Jeep baru untuk India
Baca juga: Stellantis hemat 3,6 miliar dolar AS di tahun pertama pascamerger
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022