Universitas Terbuka (UT) mendorong agar lebih banyak pekerja migran asal Indonesia yang meraih pendidikan tinggi hingga ke jenjang sarjana, seperti mereka yang bekerja di Singapura.
“Kuliah sambil bekerja memang tidak mudah, butuh kerja keras karena kedatangan teman-teman ke negara lain bukan semata-mata untuk kuliah tetapi untuk bekerja,” ujar Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja Sama UT, Rahmat Budiman MHum PhD, dalam sambutan pada wisuda UT Pokjar Singapura 2022 yang dipantau di Jakarta, Ahad.
Baca juga: 33 PMI di Singapura raih gelar sarjana
Sebanyak 33 pekerja migran Indonesia (PMI) di Singapura mengikuti wisuda UT. Sebanyak 30 orang di antaranya dilakukan di KBRI Singapura sementara tiga wisudawan lainnya secara daring karena masa kontraknya sudah habis.
“PMI merupakan perwakilan bangsa di berbagai negara yang memberikan sumbangsih pada devisa negara. Kita selayaknya memiliki tanggung jawab agar PMI terlindungi dan juga memiliki kemampuan yang sesuai. UT membuka akses seluas-luasnya bagi PMI untuk meningkatkan kompetensi,” tambah dia.
Baca juga: UT wisuda sebanyak 77 pekerja migran Indonesia di Taiwan
Secara umum, jumlah PMI yang menjadi mahasiswa UT sebanyak 2.303 orang dan sebanyak 149 orang di antaranya ada di Singapura. Menurut dia, jumlah tersebut sangat kecil dibandingkan keseluruhan PMI di luar negeri yang berjumlah 1,8 juta orang.
Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan mahasiswa UT di luar negeri dapat mengajak rekan sesama PMI untuk melanjutkan pendidikan di UT.
“Kami juga terus meningkatkan kualitas perkuliahan sehingga dapat diakui internasional,” kata dia.
Baca juga: Dubes RI apresiasi 17 PMI ikut Wisuda UT di Singapura
Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri UT, Dr Pardamaian Dulay, mengatakan, kuliah sambil bekerja bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi investasi pada bidang pendidikan tidak akan rugi.
“Sehingga nanti ketika pulang ke Tanah Air, tidak hanya membawa bekal tabungan tetapi juga ilmu pengetahuan,” kata Pardamaian.
Baca juga: UT wisuda sarjana 17 pekerja migran di Singapura
Pardamaian mengatakan bahwa pendidikan merupakan investasi yang bernilai ekonomis yang dapat meningkatkan derajat baik dunia dan akhirat. Semakin tinggi pendidikan, maka sejahtera kehidupan dan dapat memberikan manfaat lebih bagi sesama. ***3***
Baca juga: UT kembangkan ekosistem digital pendidikan daring
Pewarta: Indriani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022