Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat memanfaatkan momen operasi pasar murah minyak goreng untuk menyosialisasikan cinta, bangga dan paham rupiah (CBP) kepada warga yang membeli kebutuhan pokok.Perilaku paham terhadap rupiah ditumbuhkan dengan memahami fungsi dan pengelolaan uang rupiah sebagai nilai tukar seperti bertransaksi atau berbelanja dengan bijak
Operasi pasar murah kebutuhan pokok dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 tersebut dibuka oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji, bersama Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, di halaman Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, Kota Mataram, Senin.
"Ini menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap perilaku cinta, bangga, dan paham rupiah karena mendatangkan mayoritas pembeli dari kalangan perempuan dewasa atau ibu-ibu rumah tangga yang merupakan salah satu segmentasi audience prioritas dalam agenda sosialisasi CBP," kata Kepala Perwakilan BI NTB Heru Saptaji.
CBP sendiri, menurut dia, merupakan perluasan konsep edukasi penggunaan uang rupiah yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap rupiah dengan mengenali ciri-ciri keaslian rupiah, merawat dan memperlakukan rupiah dengan baik.
Selain itu, rasa bangga terhadap rupiah ditunjukkan dengan penggunaan mata uang rupiah pada setiap transaksi, yang menekankan rupiah sebagai simbol dan identitas negara serta satu-satunya alat pembayaran yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Perilaku paham terhadap rupiah ditumbuhkan dengan memahami fungsi dan pengelolaan uang rupiah sebagai nilai tukar seperti bertransaksi atau berbelanja dengan bijak," ujar Heru.
Dalam kegiatan operasi pasar itu, Tim Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah (UIPUR) Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB juga mengajak masyarakat untuk mempraktikkan langsung rasa cinta terhadap uang Rupiah dengan menerapkan "Lima J", yaitu jangan dilipat, jangan dibasahi, jangan diremas, jangan distapler, dan jangan dicoret.
Heru menambahkan pihaknya juga memberikan suvenir berupa dompet panjang berlabel CBP kepada masyarakat sebagai cara strategis membiasakan perilaku masyarakat agar terbiasa menyimpan dan menggunakan rupiah dalam keadaan yang lurus dan baik.
Di samping mendorong masyarakat untuk menggunakan uang rupiah secara baik dan benar pada transaksi tunai, BI NTB juga menyediakan fasilitas pembayaran nontunai menggunakan aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam operasi pasar murah tersebut.
"Itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat untuk menggunakan rupiah dalam transaksi digital sehingga tergambar bahwa apapun jenis transaksi yang digunakan, pembayarannya tetap pakai uang rupiah," kata Heru.
Operasi pasar murah yang berlangsung selama tiga hari mulai 14 hingga 16 Maret 2022 tersebut tidak hanya menyediakan sebanyak 5.400 liter minyak goreng, tapi ada juga jenis kebutuhan pokok lainnya, seperti cabai rawit, beras, gula pasir, dan daging sapi.
Pada hari pertama, sebanyak 1.000 orang warga datang berbelanja. Sambil menunggu panggilan, mereka mendapatkan pemahaman terkait CBP dan mempraktikkan pembayaran nontunai menggunakan QRIS.
Baca juga: BI NTB bantu pemuda KEK Mandalika kembangkan ekonomi kreatif
Baca juga: BI NTB kembangkan industri halal dengan pendekatan HVC
Baca juga: BI NTB perkuat klaster vanili organik di kaki Gunung Rinjani
Pewarta: Awaludin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022