"Jawa Barat mengalami dampak luar biasa dari Citarum, di antaranya penghasil listrik, irigasi, bahkan sumber air Jakarta juga semuanya dari Citarum lewat Waduk Jatiluhur," kata Ridwan Kamil dalam kunjungannya ke Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa.
Gubernur memaparkan hampir sepertiga wilayah Jawa Barat terkena dampak yang besar dari Sungai Citarum.
Kang Emiil juga menyinggung tentang indeks kualitas air Citarum yang masuk kategori cemar ringan dengan skor 60.
Baca juga: Gubernur Jabar sebut kondisi air Citarum sudah membaik
Baca juga: Menko Marves puji inovasi IPAL Program Citarum Harum
Capaian ini berkat kerja semua pihak, termasuk dari para komandan sektor, sehingga indeks kualitas air Citarum dari cemar berat telah menjadi cemar ringan.
Dampak dari kemajuan kualitas air Citarum ini terlihat pada dua fenomena sosial yang dapat disaksikan dari munculnya aktivitas di sekitar sungai.
"Dua fenomena sosial terjadi, ikan-ikan yang dulu hilang hadir lagi, dan anak-anak kampung bisa berenang lagi pada kondisi sungai yang telah mengalami perbaikan," ujarnya.
Kang Emil juga melaporkan 12 kegiatan mengenai Citarum Harum yang terus diupayakan, yang sudah dilakukan sejak tahun 2019.
Dari target penghijauan lahan kritis 15.000 hektare, sampai saat ini sekitar 3.100 hektare lahan kritis sudah dihijaukan.
"Ini akumulatif capaian selama 2019-2021," ujarnya.
Selain itu, Ridwan Kamil juga mengapresiasi bantuan dari World Bank untuk percepatan Program Citarum Harum.
"Dengan adanya bantuan dari World Bank sebesar 100 juta Dolar AS diharapkan, seperti di Kabupaten Bandung pengelolaan air limbah domestik untuk tahun depan, Insyaallah bisa tercapai sesuai dengan target," katanya.
Kang Emil memaparkan pula terkait penanganan sampah yang targetnya 3.000 ton bisa terkelola dengan baik.
"Dari target 3.000 ton sampai saat ini sampah yang ditangani sudah mencapai 2.800 ton per hari, tinggal sedikit lagi target tercapai, juga tentunya dengan zero waste program yang terus kita tingkatkan," ujarnya.
Ridwan Kamil juga menyampaikan penanganan limbah peternakan yang sudah sesuai dengan target.
"Di Perpres dari target 26.800, kita sudah menangani 26.900 ekor sapi yang limbahnya bisa dijangkau oleh sistem untuk dikelola lebih berkelanjutan," ujarnya.
Ia juga menjelaskan terkait pengelolaan mahadata dari segi pengendalian pemanfaatan ruang telah dilakukan melalui Command Center, yang mendapat penghargaan Medali Emas Bhumandala Inovasi Pemanfaatan Informasi Geospasial Tahun 2021, yakni terkait pemanfaatan Portal Satu Peta dalam implementasi Command Center Satgas PPK DAS Citarum.
"Digital manajemennya sangat canggih, sehingga mendapatkan Penghargaan Bhumandala Award. Jadi masalah kapan air naik, kualitas air bisa dikendalikan dari satu ruangan. Ini adalah salah satu kebanggaan kita menggunakan teknologi," kata dia.
Selain itu, terkait penegakan hukum, Ridwan Kamil menambahkan, dalam pelaksanaannya lebih memakai pendekatan humanis dan kinerja yang pro aktif.
"Kita lebih cenderung proaktif, selama tiga tahun sampai saat ini sudah 204 kasus pengaduan yang ditindaklanjuti. Di antaranya ada 34 kasus yang sudah masuk pengadilan baik perdata, maupun pidana, dan 17 kasus dikenai sanksi administratif," katanya.
Kang Emil pun mengapresiasi 78 institusi pendidikan yang turut bergabung memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Program Citarum Harum.
"Jumlah ini sudah sangat jauh, lima kali lipat dari target, dengan adanya penambahan 24 komunitas yang terlibat," tuturnya.*
Baca juga: Menko Marves: Progres Program Citarum IPAL capai 80 persen
Baca juga: Pemkab Karawang libatkan sejumlah OPD dalam penanganan sampah Citarum
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022