• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah sambut mahasiswa Aceh yang dipulangkan dari Ukraina

Pemerintah sambut mahasiswa Aceh yang dipulangkan dari Ukraina

16 Maret 2022 20:23 WIB
Pemerintah sambut mahasiswa Aceh yang dipulangkan dari Ukraina
Mahasiswa asal Aceh yang dipulangkan dari Ukraina Arif Fazilla (kemeja hitam) saat tiba di Bandara SIM, di Aceh Besar, Rabu (16/3/2022). ANTARA/Rahmat Fajri

saudara kita sudah sampai di Aceh dan bertemu keluarga

Pemerintah Aceh menyambut kedatangan Arif Fazilla, mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Ukraina setelah  dipulangkan ke tanah air karena terjadinya invasi Rusia ke negara tersebut.

"Ini menjadi perhatian kita Pemerintah Aceh memberikan perhatian besar terhadap kondisi masyarakat Aceh yang berada di luar negeri," kata Kepala Dinas Sosial Aceh Yusrizal, di Aceh Besar, Rabu.

Hal itu disampaikan Yusrizal saat menjemput kedatangan mahasiswa Aceh Arif Fazilla dari Jakarta, di bandara Sultan Iskandar Muda SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.

Baca juga: KBRI di Ukraina dipindahkan ke kota yang lebih aman
Baca juga: Kemlu: 120 WNI di Ukraina telah kembali ke Indonesia

Yusrizal menyampaikan, Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah menginstruksikan untuk memberi perhatian besar terhadap kondisi warga Aceh yang berada dalam kondisi perang ini.

"Alhamdulillah hari ini saudara kita sudah sampai di Aceh dan bertemu keluarga. Saya rasa ini keputusan yang tepat dari saudara kita, keselamatan adalah lebih dari yang lain," ujarnya.

Yusrizal menuturkan bahwa Arif Fazilla segera dipulangkan ke kampung halamannya di Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie, dan juga dijemput langsung oleh Pemerintah Pidie.

Baca juga: Bamsoet minta pemerintah pastikan seluruh WNI di Ukraina dievakuasi
Baca juga: Erick Thohir puji Garuda Indonesia, berhasil evakuasi WNI dari Ukraina

Sementara itu, Arif Fazilla mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Aceh yang sudah memulangkan dirinya dan Pemerintah Indonesia yang sudah banyak membantu saat di Ukraina.

"Masa di Ukraina, saat mendapatkan kabar ada perang kami langsung diminta berkumpul KBRI Indonesia di Ukraina. Kami lebih kurang ada 80 WNI di sana," kata Arif.

Arif menyampaikan, setelah empat hari perang berada di Kiev, mereka sempat direlokasi ke Moldova, kemudian dilanjutkan ke Rumania.

Saat di Ukraina, kata Arif, mereka tidak sempat mendokumentasikan kondisi di sana karena ketatnya pengawasan dari aparat keamanan setempat dan jika ketahuan akan langsung dihapus.

"Kami juga sempat mengalami kesulitan karena jalan dari Kiev ke Rumania sangat jauh serta masih banyak tentara yang melakukan pengecekan di jalanan," demikian Arif.

Baca juga: BP2MI: 30 pekerja migran Indonesia telah dievakuasi dari Ukraina

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022