Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of G20 Education Working Group/EdWG) Iwan Syahril mengatakan Indonesia mengajak dunia bergotong royong untuk menata dan membangun kembali sistem pendidikan.Pentingnya bagi kita semua untuk bergotong royong secara global
”Melalui G20 EdWG, Indonesia memimpin gerakan global untuk menata kembali dan membangun sistem pendidikan,” kata Iwan yang juga Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas dan ketidaksiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja telah menjadi isu yang dihadapi dunia selama beberapa dekade terakhir.
Apalagi pandemi memperburuk situasi tersebut dengan memperluas kesenjangan sosial ekonomi dan membawa perubahan signifikan pada sistem pendidikan dan dunia kerja.
Dia menekankan bahwa gerakan gotong royong untuk menjadi lebih baik tersebut harus segera dilakukan.
Baca juga: Kemendikbudristek : EdWG perkuat komitmen perluas akses pendidikan
Baca juga: Kemendikbudristek pimpin pertemuan kelompok kerja pendidikan G20
Baca juga: Kemendikbudristek : EdWG perkuat komitmen perluas akses pendidikan
Baca juga: Kemendikbudristek pimpin pertemuan kelompok kerja pendidikan G20
"Fakta bahwa pandemi memberikan dampak kepada seluruh dunia dan semua orang menekankan pentingnya bagi kita semua untuk bergotong royong secara global,” kata Iwan.
Iwan mendorong agar semua pihak harus bergerak sekarang.
"Anak-anak kita tidak bisa terus menunggu sekolah mereka dibuka kembali dan mengalami learning loss. Ini bukan hanya perkara tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, tetapi perkara anak-anak kita yang kehilangan minat belajar dan kehilangan kepercayaan diri. Ini adalah perkara calon pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak lagi berani bercita-cita,” kata Iwan lagi.
Pertemuan hari pertama G20 EdWG terdiri atas dua sesi. Sesi pertama membahas agenda prioritas pertama, yakni Pendidikan Berkualitas untuk Semua. Sesi selanjutnya membahas agenda prioritas kedua, yakni Teknologi Digital dalam Pendidikan.
Para delegasi yang hadir di pertemuan pertama G20 EdWG juga turut menyampaikan dukungan terhadap agenda prioritas, termasuk Pendidikan yang Berkualitas untuk Semua.
Policy Officer, European Commission, Directorate-General for Education, Youth, Sport and Culture, Adrian Veale, mengatakan bahwa agenda G20 EdWG itu merupakan momen yang tepat untuk memikirkan ulang sektor pendidikan dan menitikberatkan pendekatan yang holistik untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
“Kita perlu menggali topik solidaritas dalam semangat 'gotong royong' seperti yang dikatakan. Kita membutuhkan gabungan kebijakan yang ingin kita eksplorasi dalam sesi-sesi lain dari Working Group kita hari ini dan besok. Oleh karena itu, kami menantikan sesi-sesi tersebut dan juga peran kami dalam mengembangkan kebijakan tersebut,” ucap Adrian.
“Kita perlu menggali topik solidaritas dalam semangat 'gotong royong' seperti yang dikatakan. Kita membutuhkan gabungan kebijakan yang ingin kita eksplorasi dalam sesi-sesi lain dari Working Group kita hari ini dan besok. Oleh karena itu, kami menantikan sesi-sesi tersebut dan juga peran kami dalam mengembangkan kebijakan tersebut,” ucap Adrian.
EdWG hari pertama dihadiri oleh 27 (dua puluh tujuh) delegasi secara luring, yakni delegasi Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Prancis, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Bank Dunia, UNESCO, dan UNICEF. 64 (enam puluh empat) delegasi dari Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya, India, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja (sebagai Ketua ASEAN), Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Turki, Uni Eropa, dan OECD hadir secara daring.
Baca juga: Peneliti ingin Presidensi G20 dorong transformasi sistem pendidikan
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022