• Beranda
  • Berita
  • Isuzu minimalkan perubahan komponen mesin berstandar Euro 4

Isuzu minimalkan perubahan komponen mesin berstandar Euro 4

17 Maret 2022 18:54 WIB
Isuzu minimalkan perubahan komponen mesin berstandar Euro 4
After Sales Business, Inventory and Logistic Division Head PT IAMI, Budhi Prasetyo (kiri) berbicang dengan Direktur PT Serasi Logistic Indonesia Adil Juna Ginting (tengah), dan Customer & Product Services Division Head Astra Isuzu Heri Wasesa, Kamis (17/8/2022). (ANTARA/HO Isuzu)
PT Isuzu Astra Motor Indonesia menyatakan akan meminimalkan perubahan komponen kendaraan mereka jelang penerapan kebijakan emisi Euro 4 pada 7 April 2022.

Dengan minimnya perubahan komponen mesin itu, Isuzu berharap konsumen di Indonesia tidak perlu cemas apabila nanti menggunakan mesin baru atau melakukan peremajaan mesin yang sudah berstandar Euro 4.

"Konsumen tidak perlu khawatir dengan pemeliharaan Euro 4. Kami ingin memastikan bahwa perubahan dari Euro 2 ke Euro 4, komponennya hanya berbeda sesedikit mungkin,” ujar After Sales Business, Inventory and Logistic Division Head PT IAMI Budhi Prasetyo di Jakarta pada Kamis.

Baca juga: Berbekal mesin common rail, Isuzu siap gunakan B20

Budhi menjelaskan, dibandingkan model yang lama, 90 persen komponen kendaraan baru Isuzu yang berstandar Euro 4, masih memakai komponen yang sama dengan model sebelumnya.

"Ini memang yang diinginkan konsumen, part shop dan bengkel umum, mereka mengharapkan perubahan sekecil mungkin atas kendaraan yang baru," tambahnya.

Sedangkan untuk porsi 10 persen komponen baru, pihaknya memastikan ketersediaan, terutama suku cadang (fast moving) yang sering digunakan konsumen.

"Kami upayakan agar komponen baru tersebut, yang merupakan komponen fast moving, bisa (harganya) terjangkau bagi konsumen,” ujar dia.

Customer and Product Services Division Head Astra Isuzu, Heri Wasesa, menyatakan bahwa perusahaan akan mengoptimalkan layanan purna jual ketika kebijakan Euro 4 mulai dijalankan.

“Kami di diler sudah berpengalaman 12 tahun menangani kendaraan common rail, karena memang Isuzu sudah lama memiliki kendaraan bermesin common rail yang menjadi prasyarat untuk Euro 4. Jadi, sebenarnya penerapan Euro 4 ini hanya refreshment saja bagi mekanik kami,” ujar dia.

“Kendaraan Isuzu memiliki on board diagnostic tools, mirip seperti black box di pesawat. Kini black box itu ada di kendaraan Isuzu. Jadi, konsumen bisa mengetahui pola pengemudi, itu semua terbaca di kontrol unit kita,” tutur Heri Wasesa.

Heri menambahkan, Isuzu juga memberikan edukasi kepada konsumen dan pelatihan kepada mekanik agar penerapan Euro 4 berjalan lancar dan sesuai rencana.

Saat ini Isuzu memiliki 145 unit Bengkel Isuzu Berjalan (BIB), 2.403 partshop, dan 73 Bengkel Mitra Isuzu (BMI) di seluruh Indonesia yang siap memberikan pelayanan purna jual maksimal ketika standar Euro 4 diimplementasikan.

Senada dengan pernyataan pihak Isuzu, Adil Juna Ginting selaku Direktur PT Serasi Logistic Indonesia menyampaikan bahwa 95 persen armada di perusahaannya menggunakan Isuzu bermesin common rail. Ia mengatakan, armada truk bermesin common rail lebih hemat bahan bakar dibanding mesin lainnya.

“Selain hemat BBM, juga menghasilkan emisi yang rendah. Apalagi ke depannya, kami memang sudah mengusung green logistic, dan ini sejalan dengan program pemerintah,” tutur Adil.

Di sisi lain, General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril mengatakan, akan ada kenaikan harga untuk truk Isuzu berstandar Euro 4. Ia mencontohkan, produk Isuzu Elf Euro 4 naik sekitar Rp13 juta tergantung variannya. Namun, konsumen akan mendapat keuntungan dengan mesin Euro 4, yakni penggunaan bahan bakar yang lebih hemat 12 persen dari model sebelumnya.

“Jadi, selain menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik, ternyata juga irit. Kami yakin bahwa Isuzu telah siap melayani customer dengan kendaraan Euro 4 di masa mendatang," ujar Attias.

Baca juga: Isuzu bekali mekanik pengetahuan teknis mesin "common-rail" Euro 4

Baca juga: Mengenal mesin common-rail Isuzu yang siap Euro 4 sejak 10 tahun lalu

Baca juga: 10 faktor mesin diesel "common rail" sulit menyala

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022