"Mesin Isuzu di Indonesia siap menggunakan bahan bakar B20," ujar GM Marketing PT. Isuzu Astra Motor Indonesia, Attias Asril dalam acara diskusi pintar "Roadmap Kebijakan Biodiesel di Indonesia," yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot), di Jakarta, Selasa.
Dikutip dari laman resmi Isuzu Indonesia, mesin common rail merupakan suatu teknologi baru untuk mengatur bahan bakar dengan berbasis elektronik, dilengkapi komponen common rail dan injektor.
Teknologi ini diklaim mampu menurunkan emisi, kebisingan, meningkatkan kinerja mesin, serta bebas mengendalikan tekanan injeksi sebagai respon terhadap putaran dan beban mesin.
Mesin ini juga menjadi "senjata andalan" Isuzu untuk menghadapi regulasi standar emisi Euro IV di Indonesia yang akan diberlakukan pada 2021, khusus untuk kendaraan diesel.
Attias mengatakan Isuzu Indonesia telah melakukan uji B20 sejak 2016. Tes dilakukan dengan menggunakan tiga sampel mesin, yakni 6 silinder common rail, 4 silinder common rail, dan 4 silinder mekanikal pump yang telah diisi dengan bahan bakar B20.
"Untuk yang medium duty engine kita tes sampe 1.000 jam, sedangkan yang light duty engine itu kita tes 400 jam," terang Attias.
"Jadi asumsi saya kalau truk jalan 30-40 km/jam, diasumsikan berarti bisa sampai 16 ribu km," tambahnya.
Isuzu Indonesia juga melakukan tes inspeksi dengan mendatangkan Engine Experiment Manager Isuzu Japan Durability Experiment Group, Soichiro Kazuta. Kazuta diminta melakukan inspeksi pada mesin 4 dan 6 silinder common rail.
Attias mengatakan dari hasil tes inspeksi tersebut diketahui bahwa tidak ada masalah signifikan yang disebabkan oleh bahan bakar B20 pada mesin diesel kendaraan Isuzu.
Dalam pernyataan resminya, Isuzu Indonesia mengatakan mesin common rail tidak membutuhkan pengecekan dan perawatan khusus saat menggunakan bahan bakar B20.
Perawatan mesin cukup mengikuti petunjuk dalam buku panduan pemilik kendaraan, yang meliputi pemeriksaan oli mesin dengan dipstick secara rutin sebelum menghidupkan mesin, mengecek water sedimentor secara berkala, mengganti filter solar secara berkala, dan melakukan pengecekan tangki bahan bakar, termasuk membersihkan dan meniriskan tangki bahan bakar bila diperlukan.
"B20 ini juga tidak menggugurkan warranty claim, sehingga customer tidak perlu takut karena Isuzu akan tetap memberikan pelayanan yang terbaik," pungkas Attias.
Sebelumnya, pemerintah telah memperluas penerapan kewajiban pencampuran biodiesel B20 mulai 1 September 2018 dalam rangka mengurangi defisit dan impor bahan bakar minyak serta menghemat devisa.
"Kebijakan ini menjadi bagian dari kebijakan untuk mendorong ekspor dan memperlambat impor," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam acara Peluncuran Perluasan Mandatori B20, di Jakarta, Jumat (31/8).
Mantan gubernur Bank Indonesia itu mengatakan kebijakan tersebut dilakukan dalam rangka menyehatkan neraca pembayaran sehingga dalam waktu tidak terlalu lama bisa menghilangkan defisit neraca perdagangan dan selanjutnya mengurangi defisit transaksi berjalan.
Kewajiban pencampuran bahan bakar solar dengan B20 telah dimulai tahun 2016, namun penerapannya belum optimal.
Baca juga: Pemerintah perluas penerapan biodiesel B20
Baca juga: Isuzu siap hadapi standar emisi Euro IV
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018