Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menjelaskan terdapat tiga potensi bibit siklon tropis di wilayah Indonesia yang berdampak pada cuaca 24 jam ke depan, di antaranya Bibit Siklon 91 B, potensi bibit siklon di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, dan potensi bibit siklon di Laut Timor, Nusa Tenggara Timur.
Guswanto menjelaskan Bibit Siklon 91B terpantau di sekitar Barat Aceh mulai hari ini, dengan posisi tepatnya di 5,8 LU dan 90,2 BT, kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knots (36 km/jam) dan tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 1003,8 hPa. Sementara itu, pergerakan sistem 91B bergerak ke arah utara hingga timur laut.
Baca juga: TCWC: Tekanan rendah Laut Timor picu hujan lebat sebagian Indonesia
Dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan dari keberadaan bibit siklon tropis 91B terhadap kondisi cuaca di Indonesia adalah hujan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang di beberapa wilayah provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau
Kemudian, tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter (Moderate) di Perairan timur Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Pulau Enggano –Bengkulu, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Lampung
Selanjutnya, tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter (Rough Sea) di perairan utara P.Sabang, Perairan Barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Bengkulu. Lalu tinggi gelombang 4,0 – 6,0 meter (Very Rough Sea) di Samudra Hindia barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai
Yang kedua adalah potensi Bibit Siklon di Samudera Hindia barat daya Bengkulu. Terpantau juga adanya suspek area atau potensi bibit siklon yang tumbuh di sekitar Samudera Hindia sebelah barat daya Bengkulu. Peluang potensi bibit siklon dalam 24 jam ke depan masih berada pada kategori rendah dengan pergerakan sistem relatif persisten.
Suspek area di Samudera Hindia barat daya Bengkulu dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang di beberapa wilayah di provinsi Bengkulu.
Baca juga: BMKG ingatkan warga waspada potensi hujan lebat di sejumlah daerah
Berdampak pada tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter (Moderate) di Perairan timur Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan P. Enggano –Bengkulu, Perairan barat Lampung, dan Samudra Hindia barat Lampung, dan menyebabkan tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter (Rough Sea) di Samudra Hindia barat Bengkulu
Terakhir, potensi Bibit Siklon di Laut Timor, Nusa Tenggara Timur. Terpantau juga adanya suspek area atau potensi bibit siklon yang tumbuh di sekitar Laut Timor, Nusa Tenggara Timur. Peluang suspek area dalam periode 24 jam ke depan berada pada kategori rendah, dengan arah pergerakan ke arah barat menjauhi wilayah Indonesia.
Suspek area di Laut Timor dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang di beberapa wilayah di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tinggi gelombang 1,25 – 2,5 meter (Moderate Sea) di Laut Arafuru bagian barat, Perairan selatan P.Timor, Perairan selatan P.Sumba. Tinggi gelombang 2,5 – 4,0 meter (Rough Sea) di Laut Timor, Perairan Kupang - P.Rotte.
Berpotensi terjadi gelombang alun atau Swell penyebab banjir pesisir di Perairan selatan P.Timor, Perairan serta pesisir Kupang-P.Rotte.
"BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan potensi Siklon Tropis," ujar Guswanto.
Baca juga: BMKG peringatkan "suspect" area potensi bibit siklon di Laut Arafura
Baca juga: BMKG pantau bibit siklon tropis di perairan NTT dan Samudra Hindia
Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat diimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak, menghindari daerah rentan mengalami bencana, seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
Selain itu, mewaspadai potensi dampak, seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor dan banjir bandang terutama di daerah yang rentan. Pemangku kebijakan yang terkait kebencanaan untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022